telkomsel halo

Melihat Pertarungan Instant Messaging di Asia Tenggara

10:22:35 | 24 Jun 2014
Melihat Pertarungan Instant Messaging di Asia Tenggara
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pasar Asia Tenggara menjadi sasaran empuk dari pemain aplikasi Instant Messaging global.

Temuan GFK menyatakan penetrasi smartphone  di Asia Tenggara mengalami kenaikan  mencapai 55% di tujuh negara, dimana Indonesia termasuk salah satunya.

Selama kuartal pertama 2014, penjualan smartphone naik 43% dibandingkan tahun lalu secara unit dan secara nilai mencapai  US$ 4,2 miliar atau naik 25% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Tiga negara di Asia Tenggara yang penjualan smartphone naik adalah Indonesia (68%), Vietnam (59%), dan  Thailand (45%). Penjualan smartphone di Indonesia selama kuartal pertama mencapai 7,3 juta unit atau dua perlima dari pasar Asia Tenggara.

Indonesia juga menjadi pembeli phablet paling banyak bersama Malaysia. Sekitar 1,1 juta unit phablet terjual di kuartal pertama 2014 dengan nilai US$ 567 juta.    

Di  kawasan ini terdapat sekitar 600 juta penduduk dimana sebagian besar masih mengandalkan ponsel fitur. Alhasil, ini menjadi potensi pasar bagi pemain aplikasi menawarkan produknya.

Data dari Nielsen menunjukkan bahwa separuh pengguna telepon seluler di Thailand memakai smartphone, dibandingkan dengan Indonesia (23%), dan Filipina (15%).

Para pengguna smartphone di Indonesia rata-rata memiliki 4,2 aplikasi berbagi pesan, demikian survei On Device Research pada 2013. Angka ini dua kali lebih banyak dari Amerika Serikat.

Memanas
Menurut Wall Street Journal kemarin kebanyakan aplikasi yang berebut perhatian dari pemakai Asia Tenggara tidak banyak diketahui di Barat. Padahal, mereka telah memiliki jutaan pengguna di kawasan itu. Line, WeChat, dan KakaoTalk adalah aplikasi populer. Aplikasi yang kurang ternama seperti Viber dan Zalo mulai merambah pasar.

“Persaingan mulai memanas di Asia Tenggara,” ungkap Analis dari Ovum  Neha Daria.

Menurutnya, jika pengguna terpaku pada satu aplikasi, sudah menjadi langkah awal untuk sukses. Bahkan jika aplikasi tersedia gratis, usaha dapat menjanjikan hasil karena banyak pengguna reguler akhirnya membeli layanan tambahan seperti barang-barang virtual yang dibutuhkan untuk game, stiker, atau gambar kartun untuk berkirim pesan.

WhatsApp masih menjadi aplikasi yang merajai dunia dengan 500 juta pengguna aktif per bulan. Namun, perusahaan berjuang untuk meraih momentum di sejumlah wilayah Asia Tenggara karena mendapat perlawanan dari aplikasi lain yang memenuhi selera setempat.

Di Thailand, contohnya, Line menyalip WhatsApp sebagai aplikasi berbagi pesan paling populer tahun lalu karena mendapat dorongan iklan lokal dan stiker khusus yang sesuai dengan selera pasar.

Line mengatakan pengguna terdaftar secara global mencapai 450 juta, termasuk 27 juta dari Thailand. Di Indonesia, dengan 20 juta pengguna, Line menawarkan stiker yang menampilkan sosok kartun yang membidik pengguna Muslim. Selama Ramadan, karakter yang muncul menggambarkan kegiatan salat dan perayaan dengan kembang api.

WeChat, yang mengandalkan stiker dan videogame untuk menangguk penerimaan, berfokus pada promosi yang dirancang dengan baik guna menarik pengguna aktif lain. Kini jumlahnya telah mencapai 396 juta per bulan.  

WeChat adalah aplikasi yang paling banyak digunakan di Malaysia, dan salah satu yang paling terkenal di Vietnam, Indonesia, dan Filipina, ujar Tom Mowat, kepala riset Asia Pasifik untuk Analysys Mason.

BlackBerry Messenger di Indonesia masih menduduki posisi teratas, ujar Mowat. Namun, para pengguna setia aplikasi itu mulai mencoba aplikasi lain seperti WhatsApp, Line, dan WeChat.

Pada Mei lalu, BlackBerry meluncurkan perangkat terbaru global di Indonesia dengan harga yang murah. BlackBerry Messenger masih digunakan oleh 85 juta pengguna aktif di dunia per bulannya. Namun, di luar Indonesia, ia tak lagi menjadi aplikasi pilihan.

Sementara itu, Viber kian dipakai banyak orang di Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Salah dua fiturnya: SMS dan telepon gratis. Aplikasi itu digunakan oleh lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia.

Viber menjual stiker dan kredit untuk menelepon mereka yang tidak menggunakan Viber. Namun, perusahaan masih merugi $29,5 juta pada 2013.

KakaoTalk, baru-baru ini mengatakan bahwa perusahaannya tengah memusatkan perhatian pada pertumbuhan pasar di Malaysia, Filipina, dan Indonesia setelah aplikasinya banyak dipakai di Korea.

KakaoTalk, dengan 150 juta pengguna terdaftar, menawarkan stiker dan menjaring penerimaan dengan mengajak selebritsa dan sejumlah merek untuk mengirim pesan kepada para pengguna.

Siapa pemenang dari pertarungan ini? (id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year