telkomsel halo

Migrasi Smartfren ke 2,3 GHz Bisa Merusak Tatanan Industri

09:01:06 | 22 May 2014
Migrasi Smartfren ke 2,3 GHz Bisa Merusak Tatanan Industri
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Wacana memindahkan Smart Telecom ke frekuensi 2,3 GHz dari 1.900 MHz dikhawatirkan bisa merusak tatanan industri seluler nasional.

“Wacana migrasi itu jika dijalankan bisa merusak tatanan industri. Frekuensi 2,3 GHz itu hanya untuk Jaringan Tetap Lokal (Jartaplok) Packet Switch,” tegas Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) M Ridwan Effendi kepada IndoTelko, kemarin.

Menurutnya, jika dipaksakan memindahkan Smart Telecom yang selama ini dikenal dengan merek dagang Smartfren dengan alasan tak optimalnya frekuensi 2,1 GHz karena tingginya interferensi dari teknologi PCS 1900, alasan itu tak bisa sepenuhnya diterima karena selama ini aturan menteri tentang koordinasi untuk meminimalkan gangguan belum dioptimalkan.

“Suara yang menyatakan dua teknologi (UMTS dan PCS 1900) tak bisa dijalankan, karena aturan belum optimal dijalankan. Saya pribadi lebih suka aturan soal koordinasi itu dioptimalkan ketimbang migrasi Smart Telecom ke 2,3 GHz. Aturan itu baru berumur setahun, masa sudah mau dilupakan,” katanya.

Diingatkannya, hal lain yang bisa muncul dari migrasinya Smart Telecom ke 2,3 GHz adalah munculnya pemain baru di segmen seluler karena masih ada tersisa 30 MHz dan pemerintah akan sibuk nantinya menghadapi permintaan dari pemain lain di 2,3 GHz yang akan meminta perlakuan sama dengan Smart Telecom yakni lisensi seluler nasional.

“Kita mau mengurangi pemain karena pasar sudah jenuh, migrasi ini malah akan membuat pemain baru bermunculan. Kasihan masyarakat karena kualitas layanan tak naik, operatornya sibuk bertahan hidup,” tegasnya.

Secara terpisah, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo Ismail Cawidu menegaskan belum ada keputusan terkait nasib Smart Telecom. “Setahu saya belum ada keputusan soal Smart Telecom. Jika ada, tentu kita akan buat pernyataan resmi,” katanya.

Sebelumnya, pemerintah ingin membawa Smart Telecom yang selama ini identik dengan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) pindah dari frekuensi 1.900 Mhz ke 2,3 GHz.

Jika memang akan dipindahkan, Smart Telecom akan langsung lompat ke teknologi TDD Long Term Evolution (TDD LTE). Namun, para pemain di 2,3 GHz meminta pemerintah memperlakukan Smart Telecom layaknya pemain Broadband Wireless Access (BWA) lainnya jika memang akan dipindahkan yakni tak memiliki lisensi seluler nasional dan harus melalui proses lelang.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year