telkomsel halo

Belanja Modal Operator Naik 4%

09:47:13 | 17 May 2014
Belanja Modal Operator Naik 4%
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Belanja modal operator secara global diperkirakan tumbuh sekitar 4% dibandingkan tahun lalu atau mencapai US$ 354 miliar didorong moderinisasi jaringan menghadapi Long Term Evolution (LTE).

Lembaga riset Infonetics mengungkapkan, terdapat beberapa pendorong pertumbuhan belanja modal operator secara global yakni masifnya pembangunan jaringan LTE di Tiongkok, perluasan jaringan di Eropa oleh Vodafone dan  Deutsche Telekom juga salah satu yang diperhitungkan.

Pada 2013, belanja modal global dari operator mencapai US$ 340 miliar atau naik 6,7% dibandingkan tahun 2012. Tetapi, pertumbuhan kala itu bisa lebih tinggi seandainya nilai tukar mata uang tak berfluktuasi seperti yang terjadi untuk Yen dan Rupee terhadap dollar AS.

Pada periode itu, pertumbuhan operator secara global hanya 1,4% atau sekitar US$ 1,97 triliun karena tekanan nilai kurs dan turunnya pasar Eropa, Timur Tengah, dan Asia.

Analis Infonetics seperti dikutip TelecomAsia memprediksi pertumbuhan tahunan pendapatan operator secara global hanya berkisar 1,7% sepanjang 2013-2018 karena pasar jenuh di suara dan SMS, serta kompetisi yang terlalu ketat. Pasar Asia Pasifik tetap akan memimpin pertumbuhan nantinya hingga 2018.

Konsolidasi
Pada kesempatan lain, Analis dari Fitch Ratings Nitin Soni memprediksi untuk pasar Indonesia akan segera terjadi konsolidasi di industry seluler nasional.

Fitch berpendapat operator telekomunikasi yang lebih kecil akan berkonsolidasi karena bisnis model mereka yang sekarang tidak dapat bertahan pada level tarif yang ada saat ini.

Pemain berbasis teknologi Operator Code Division Multiple Access (CDMA) seperti Bakrie Telecom dan Smartfren Telecom terus kesulitan untuk mendapatkan pangsa pasar dan menghadapi masalah likuiditas.

Sedangkan Indosat dan Telkom kemungkinan besar akan menutup segmen CDMA dan merealokasikan spektrum untuk digunakan oleh GSM.
Telkomsel, XL, dan Indosat  diperkirakan  mendapatkan sebagian besar dari pasar data yang berkembang pesat dikarenakan posisinya yang kuat di segmen suar dan kemampuan untuk berinvestasi di infrastruktur data.

Sebelumnya, Asosiasi penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) memperkirakan pertumbuhan industri seluler nasional hanya dikisaran 6%-8% karena adanya tekanan makro ekonomi.

Hanya pemain besar yang konsisten menggelontorkan belanja modal besar tahun ini yakni Telkomsel sekitar Rp 10 triliun, Indosat (Rp 8 triliun), dan XL di Rp 7 triliun.

Sementara Bakrie Telecom hanya menyiapkan belanja modal US$ 30 juta, sedangkan Smartfren di kisaran US$ 100 juta hingga US$ 120 juta.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year