telkomsel halo

Awal Tahun 2014, Nilai Bisnis Smartphone Sudah Rp 9,291 triliun

08:12:13 | 11 May 2014
 Awal Tahun 2014, Nilai Bisnis Smartphone Sudah Rp 9,291 triliun
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Bisnis smartphone di Indonesia terus menggeliat. Sepanjang dua bulan pertama 2014, nilai bisnis dari smartphone telah mencapai Rp 9,291 triliun atau naik 57,7% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,89 triliun.

Presiden Direktur Trikomsel Oke Sugiono Wiyono Sugialam mengutip data yang dilansir Gfk menyatakan sepanjang dua bulan itu sebanyak 4,351 juta unit smartphone masuk Indonesia naik 65,4% dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Sebanyak 23% impor yang diponsel dua bulan ini adalah smartphone, sisanya feature phone. Ruang geraknya smartphone masih besar sehingga ini bisa menjadi bisnis yang sustainable bagi distributor seperti Trikomsel,” ungkapnya kala Paparan Publik, kemarin.

Diungkapkannya, dalam dua bulan ini Samsung menjadi penguasa dengan pangsa pasa r41,7%, BlackBerry (5,6%), Nokia (6,5%), EverCoos (5,2%), Sony (8,4%) dan Lenovo (7,5%). 

Direktur Keuangan Trikomsel Juliana Samudra menegaskan, perseroan akan tetap menggenjot smartphone walau ada wacana pengenaan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM).

"PPnBM kan akan baru naik, jadi belum ada pengaruhnya ke kinerja perseroan. Kontribusi pendapatan kami berasal sekitar 60%-65% dari smartphone," katanya.

Diingatkannya, jika PPnBM diterapkan, ponsel illegal akan membanjiri pasar karena adanya disparitas harga yang tinggi.    

Tertunda
Secara terpisah, vendor lokal, Advan mengaku terpaksa menunda pengoperasian pabriknya menunggu kepastian implementasi dari PPnBM. “Sementara operasional kita alihkan ke produk lain,” kata Direktur Marketing Advan Tjandra Lianto. 

Menurutnya, bila penerapan PPnBM di semua produk smartphone ada kemungkinan bakal mempengaruhi penjualan produknya. Namun, pengaruh itu akan terjadi bila Advan melakukan penyesuaian harga setelah rencana kebijakan tersebut benar-benar diterapkan.

"Dampak penurunan angka penjualan mungkin akan terjadi kalau kami melakukan penyesuaian harga di produk yang ada. Tapi kalau kami tidak melakukan penyesuaian harga, rasanya tidak ada pengaruh soal penerimaan pasar ke produk yang dijual," duganya.

Sebelumnya, pada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat impor ponsel pada bulan Januari sebesar 1.321 ton atau US$ 303,6 juta. Padahal, pada periode sama di 2013,  tercatat impor sebesar US$ 219 juta. Hal ini berarti ada kenaikan nilai impor sekitar 39%.

Indonesia menduduki peringkat ke-6 sebagai negara pengguna smartphone terbesar di dunia dengan pengguna aktif sebanyak 47 juta, atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna ponsel. Pada 2013 lalu, Samsung berhasil menguasai 80 % pangsa pasar smartphone Indonesia.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year