telkomsel halo

Play Media Siap Panaskan Pasar TV Kabel

07:03:48 | 02 May 2014
Play Media Siap Panaskan Pasar TV Kabel
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Pasar TV berbayar berbasis kabel di Indonesia, khususnya Jakarta dan sekitarnya, diperkiarakan akan panas tahun ini.

Pasalnya, penguasa pasar TV berbayar berbasis satelit, MNC Grup, akan masuk ke layanan ini dengan merek dagang Play Media.

Tak tanggung-tanggung, mengandalkan anak usaha dari PT Global Mediacom Tbk (BMTR), yakni PT MNC Kabel Mediacom, MNC Grup tengah membangun infrastruktur broadband berbasis Fiber to the home (FTTH).

Play Media saat ini baru komersial di Kebayoran, Sunter, dan Kelapa Gading. Ke depan, cakupannya akan meluas ke seantero Jakarta, lantas merambah daerah-daerah lain di Indonesia.

"Keunggulan Play Media yakni menggunakan teknologi fiber-to-the-home dengan kecepatan hingga 240 Mbps. Ini tak akan bersinggungan dengan MNC Sky karena membidik pasar yang ada di Jakarta dan kota besar lainnya. Kalau di daerah tidak mungkin pakai kabel, itu peranan MNC Sky,” ungkap Direktur Global Mediacom David Audy.

Berdasarkan catatan, MNC akan membangun kabel fiber optik sebanyak 10 juta home pass.  Tahun ini, perseroan menyiapkan dana US$ 133 juta atau sekitar Rp 1,6 triliun untuk membangun jaringan di daerah Jakarta dan sekitarnya. 

Dalam periode tiga tahun kebutuhan investasi  sekitar US$ 400 juta. Sedangkan dalam 10 tahun total investasi diperkirakan mencapai US$ 2 miliar hingga US$ 3 miliar.

Kota-kota besar yang akan dibangun jaringan serat optik oleh MNC adalah  Surabaya, Bandung, Semarang, Lampung, dan Medan. Bisnis ini akan mengarah ke layanan internet protocol television (IPTV) dan mulai berkontribusi secara siginifikan bagi perseroan pada 2015.

Dalam kajian Bahana Sekuritas, pendapatan Media Nusantara Citra Nusantara pada tahun ini sekitar Rp 7,07 triliun dengan keuntungan Rp 1,7 triliun. 

Pasar Ketat
Masuknya Grup MNC ke bisnis FTTH dengan mengandalkan konten akses internet cepat dan televisi berbayar akan langsung berhadapan dengan IndiHome milik Telkom yang dibundling dengan Speedy, Biznet dengan Max3, dan First Media.

Presiden Direktur First Media Richard Kartawijaya mengatakan hadirnya pemain baru sebenarnya memberikan keuntungan tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga pelaku usaha. 

“Makin banyak pemain, dari sisi produksi nanti bisa turun. Misal, untuk harga per Mbps menjadi turun karena suplai kian banyak. Kompetisi itu sehat,” katanya.

Direktur Enterprise Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengaku tak terganggu dengan masuknya pemain baru di bisnis FTTH. “Biasa saja, semua berhak menggarap pasar. Nanti masyarakat menentukan dengan merasakan kualitas,” tegasnya.

Sekadar catatan, Telkom pada tahun ini  optimistis pendapatan bisnis fixed broadband tumbuh sebesar 13% lebih tinggi dari pertumbuhan industri yang rata-rata 10,5%. 

Strategi untuk mencapai target tersebut adalah salah satunya menggelar 15 juta jaringan serat optik ke rumah.  

“Indonesia ini penetrasi broadband memang tinggi, sekitar 25 juta pengguna, tetapi yang menikmati true broadband dengan kecepatan 2 Mbps itu masih sedikit. Kami ingin genjot segmen ini dengan FTTH,” pungkasnya.(id) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year