telkomsel halo

Gunakan Frekuensi Flexi, Telkomsel Hemat Bangun Node B

10:58:22 | 07 Apr 2014
Gunakan Frekuensi Flexi, Telkomsel Hemat Bangun Node B
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko)  – Telkomsel mengaku bisa berhemat membangun Node B atau BTS 3G sekitar 20% jika frekuensi 850 MHz milik  layanan Fixed Wireless Access (FWA) TelkomFlexi selebar 5 MHz bisa dimanfaatkan untuk  teknologi 3G.

“Kalau nanti bisa dikomersialkan frekuensi Flexi oleh Telkomsel, kita bisa berhemat membangun Node B sekitar 20%. Soalnya frekuensi Flexi kan rendah sehingga jangkauan lebih luas,” ungkap Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga kepada IndoTelko, kemarin.

Diungkapkannya, perseroan telah mengantongi izin ujicoba dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menjalankan E-GSM di Papua. “Nanti hasil uji coba kita laporkan semua. Kita harapannya bisa komersialkan tahun ini. Kasihan masyarakat di Indonesia Timur, banyak yang belum merasakan 3G. Rencananya kita akan fokuskan utilisasi frekuensi Flexi itu di sana,” katanya.

E-GSM dalam istilah teknis adalah memanfaatkan teknologi GSM di rentang band 900 MHz. Biasanya menambah lebar frekuensi 10 MHz ini memanfaatkan rentang 880 - 890 MHz dan 925 - 935 MHz.

Saat ini Flexi  memiliki lebar pita sekitar 5 MHz di  850 MHz, ditambah dengan frekuensi milik Telkomsel di 900 MHz maka E-GSM bisa berjalan di  lebar pita sekitar 5 Mhz hingga 7,5 MHz.

Ditambahkannya, Telkomsel juga siap melakukan migrasi pelanggan Flexi nantinya ke jaringannya dengan menyediakan nomor prabayar KartuAs dan mengganti perangkat yang dimiliki konsumen.

“Perangkat Code Division Multiple Access (CDMA) harganya sekitar Rp 200 ribu, nanti kita ganti. Pelanggan Flexi itu kan jutaan, mampulah Telkomsel lakukan (pergantian) itu.   Telkom kan  ada pengalaman juga melakukan migrasi pelanggan kala Flexi dipindah dulu di Jabodetabek,” jelasnya.

Konsolidasi 
Director Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo menambahkan,   aksi menggelar trial E-GSM adalah pintu awal untuk mengkonsolidasikan Flexi ke Telkomsel. 

“Kami memilih mengkonsolidasikan Flexi ke Telkomsel ketimbang pilihan lain seperti konsolidasi dengan pemain sesame CDMA. Kita sendiri melihat teknologi CDMA susah berkembang, sehingga memilih fokus di Global System for Mobile Communication (GSM) beserta evolusinya,” jelasnya.

Direktur Utama Telkom Arief Yahya menambahkan Telkomsel adalah perusahaan paling sehat dengan sustainability paling kuat di industri. “Pendapatannya setiap bulan sekitar Rp 5 triliun , tahun lalu triple double digit yakni di sisi revenue, net income, dan net margin. Tidak ada perusahaan seperti Telkomsel di industri. Untuk Telkomsel ini tinggal dipoles menjadi lebih baik, yakni pelanggan data ditingkatkan,” katanya.

Sekadar catatan, dalam laporan keuangan Telkom untuk 2013 dinyatakan pelanggan Flexi sekitar 6,8 juta nomor dengan Average Revenue Per User (ARPU) Rp 8 ribu.

Unit bisnis Flexi memang banyak mengelola akses WiFi.id sejak Telkom memutuskan mundur secara teratur dari teknologi CDMA tahun lalu.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year