telkomsel halo

Biaya Interkoneksi Ogah Dipangkas, Tarif Ritel Suara dan SMS Susah Turun

09:59:26 | 24 Mar 2014
Biaya Interkoneksi Ogah Dipangkas, Tarif Ritel Suara dan SMS Susah Turun
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Tarif ritel dari jasa suara dan SMS di Indonesia susah dipangkas layaknya 2009 lalu karena hitungan biaya interkoneksi tak menunjukkan penurunan siginifikan.

Biaya interkoneksi adalah biaya yang harus dibayar oleh suatu operator kepada operator lain yang menjadi tujuan panggilan. Tarif interkoneksi merupakan salah satu komponen yang vital dalam penghitungan biaya sambungan jika  menelpon lintas operator.Selain interkoneksi, pengguna juga dibebankan biaya lain untuk tarif retail semisal untuk biaya aktivitas bisnis operator dan margin keuntungan. 

Hitung ulang biaya interkoneksi yang fenomenal pada 2009 dimana terjadi penurunan sekitar 20%-40% ke tarif ritel. Sementara  untuk hitung ulang pada 2011 tidak  memberikan dampak signifikan ke  tarif ritel   karena hanya terjadi penurunan sekitar 6%. 

“Kalau Dokumen Penawaran Interkoneksi (DPI) Telkomsel sudah disetujui regulator dan besarnya seperti itu, tentu kami akan menyesuaikan. Konsekuensinya tarif ritel suara dan SMS tak dipangkas untuk lintas operator. Soalnya ini kan menyangkut trafik ke operator lain,” ungkap Presiden Direktur Xl Axiata Hasnul Suhaimi kepada IndoTelko, kemarin.

Menurutnya, jika panggilan seluler lokal untuk biaya interkoneksi hanya turun Rp 1 akan susah menurunkan tarif ritelnya. “Kalau SMS katanya naik Rp 1, kita terpaksa menyesuaikan juga. Tetapi untuk panggilan ke sesama pelanggan XL tak akan ada perubahan, bisa saja malah kita turunkan,” jelasnya.

Asumsi Trafik

Secara terpisah, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono menjelaskan penetapan biaya interkoneksi berdasarkan asumsi trafik di Telkomsel sebagai pemilik pangsa pasar diatas 25%.

“Asumsinya kan trafik, bangun jaringan dilewati berapa juta SMS, biaya pembangunan, dan volume penjualan per hari. Ini trafik SMS turun makanya biaya naik,” jelasnya.

Dalam catatan, biaya interkoneksi untuk layanan SMS pada 2009 sebesar Rp 11 per SMS, selanjutnya pada 2012 menjadi Rp 23 per, dan di 2014  naik lagi menjadi Rp 24.  

XL membukukan pendapatan interkoneksi Rp 3,03 triliun dengan beban interkoneksi Rp 3,7 triliun sehingga defisit Rp 670 miliar, sedangkan Telkom mencatat pendapatan interkoneksi Rp 4,8 triliun dengan beban Rp 4,9 triliun, sehingga  defisit Rp 100 miliar.

Telkomsel mencatat pendapatan interkoneksi naik 9,7% menjadi Rp 4,78 triliun. Namun beban interkoneksinya turun 0,9% menjadi Rp 3,2 triliun.AlhasilTelkomsel mencatat pendapatan Rp 1,6 triliun dari interkoneksi.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year