telkomsel halo

Spectrum Sharing Bergulir, Operator Tetap Bernafsu Menguasai Frekuensi

12:26:52 | 09 Mar 2014
Spectrum Sharing Bergulir, Operator Tetap Bernafsu Menguasai Frekuensi
Ilustrasi (Dok)
LONDON (IndoTelko) – Operator diyakini masih bernafsu menguasai atau meminta tambahan frekuensi walau ide menggunakan sumber daya alam terbatas itu secara bersama-sama (Spectrum Sharing) dijalankan.

“Spectrum sharing memang bisa menjadi tambahan kapasitas, tetapi kebutuhan untuk mendapatkan frekuensi tambahan itu selalu ada di setiap operator,” ungkap Chief Regulatory Officer, GSMA Tom Phillips dalam rilisnya.

Dalam laporan yang berjudul “The Impacts of Licensed Shared Use of Spectrum” yang dikeluarkan  Deloitte, terlihat banyaknya keterbatasan kala spectrum sharing dijalankan dalam  Licensed Shared Access (LSA) seperti  jangka waktu kerjasama yang pendek, kewajiban membangun, alokasi yang kecil dimana ujungnya operator menjadi mengurangi investasi.

Hal ini berarti manfaat ekonomi yang didapat jika spectrum sharing dijalankan lebih rendah ketimbang operator menguasai dan mengelola sumber daya alam terbatas itu secara mandiri.

“Kondisi ini menjadikan regulator di seluruh belahan dunia harus bisa mencari solusi terbaik untuk mengatasi kebutuhan frekuensi bagi operator. Spectrum sharing memang bisa menjawab kebutuhan kapasitas dalam jangka pendek, tetapi menambah frekuensi sepertinya memberikan kepastian investasi dan mengelaborasi potensi ekonomi,” jelasnya.

Kajian terbaru ini dilakukan berdasarkan LSA  di Uni Eropa dan Amerika Serikat. Di Uni Eropa, jika lisensi 2,3 GHz diberikan eksklusif ke operator bisa memberikan manfaat ekonomi tambahan sekitar US$ 116 miliar untuk periode  2016-2030.

Sedangkan jika spectrum sharing dijalankan manfaat ekonomi berkurang hingga US$ 95 miliar ke US$ 6,7 miliar  hal ini dipicu bedanya cara pendekatan memanfaatkan frekuensi dan lainnya.

Kajian di lakukan di Amerika Serikat juga menunjukkan jika lisensi memanfaatkan frekuensi 3,5 GHz diberikan  secara eksklusif bisa memberikan tambahan manfaat ekonomi sekitar US$ 260 miliar.  Jika spectrum sharing dijalankan nilai tersebut terpangkas menjadi US$ 210 miliaratau bisa saja di US$ 7 miliar.

“Spektrum adalah nyawa dari industri seluler. Untuk menarik investasi datang, regulator harus membuka akses ke frekuensi yang memiliki nilai krusial.  Spectrum sharing bukanlah pengganti dari tambahan frekuensi dan regulator tidak harus bergantung ke model ini untuk bisnis seluler di masa depan,” tegasnya.

Sekadar diketahui, di Indonesia spectrum sharing salah satu model yang tengah dimatangkan pemerintah dalam rangka mengoptimalkan sumber daya alam terbatas.

Hal itu terlihat dimana spectrum sharing  menjadi sinyal bagi pemain berbasis Code Division Multiple Access (CDMA) jika ingin menggelar Long term Evolution (LTE).(ak)
 
Tertarik untuk mengikuti diskusi tentang spectrum sharing?
 
Bergabung dengan IndoTelko Forum di Diskusi Interaktif: Berbagi Infrastruktur Kurangi Defisit Neraca Perdagangan.

Diskusi kali ini  menghadirkan Welcome Speech dari Wakil Ketua Kadin Bidang IT Didi Suwondo dan Keynote Speech dari Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Kominfo dan Ketua BRTI Kalamullah Ramli.

Sedangkan  para pembicara antara lain : Direktur Utama Telkom Arief Yahya yang akan diwakili Direktur Network & Solution Telkom Rizkan Chandra, President Director XL Axiata Hasnul Suhaimi, President Director & CEO Indosat Alexander Rusli,  dan President Director Biznet Networks Adi Kusuma.

Acara akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Selasa, 18 Maret 2014
Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Mawar room I, Balai Kartini
Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan

Pendaftaran cukup dengan  mengirimkan email ke IndoTelko@gmail.com atau  mbt.ind@gmail.com dengan mencantumkan nama, jabatan, dan institusi yang diwakili.

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year