telkomsel halo

Indonesia Masih Membutuhkan Konsolidasi Operator

09:11:37 | 11 Feb 2014
 Indonesia Masih Membutuhkan Konsolidasi Operator
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Industri seluler nasional masih membutuhkan adanya aksi konsolidasi pasca XL dan Axis melakukan merger dan akuisisi pada Maret nanti.

“Industri seluler masih butuh konsolidasi lagi jika pelaku usahanya menginginkan kondisi keuangan yang sehat yakni profitabilitas dan margin terjaga,” ungkap Direktur Keuangan Indosat Stefan Carlson, belum lama ini.

Menurutnya, di pasar seluler berbasis teknologi GSM, jika pun XL dan Axis akhirnya berhasil melakukan konsolidasi, kondisi pasar tak akan jauh berbeda sebelum aksi korporasi itu terjadi.

“Ini kan artinya ada empat pemain. Itu akan membuat kondisi pasar menjadi dinamis. Saya prediksi entitas XL-Axis itu tak akan berani bermain tarif karena resikonya besar yakni pada investasi dan serangan dari competitor,” katanya.

Masih menurutnya, di Indonesia dengan jumlah penduduk melewati 200 juta jiwa idealnya cukup ada tiga pemain berbasis teknologi GSM. “Kalau tiga pemain itu  bisa mendatangkan profitabilitas, menaikkan kualitas dan tarif lebih masuk akal. Peluang pasar di Indonesia masih terbuka dengan adanya kelas menengah baru dan harga smartphone yang terus turun,” katanya.

Sebelumnya, Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi menegaskan, posisi sebagai operator yang pro rakyat atau low cost competitor tak akan ditinggalkan pasca merger dan akuisisi dengan Axis. “Kita tidak akan meninggalkan posisi sebagai operator maverick,” tegasnya.

Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) kabarnya tengah menyiapkan sejumlah kajian untuk menyehatkan bisnis operator berbasis teknologi code division multiple access (CDMA).  Kinerja operator berbasis CDMA terus  menurun dengan kondisi merugi di kuartal III 2014, karena harus bersaing dengan operator GSM.

Regulator tengah memikirkan bagaimana cara agar pemain CDMA memiliki  spektrum lebih lebar dan dapat memakai teknologi lebih canggih di masa mendatang

Saat ini operator CDMA di Indonesia mempunyai sumber daya frekuensi yang terbatas. Dari lima operator, rata-rata operator hanya memiliki total pita lebar 3 MHz hingga 5 MHz.

Beberapa opsi yang tengah disiapkan  antara lain mengganti teknologi CDMA ke teknologi netral seperti untuk LTE, kerjasama operasi, serta akuisisi dan merger.

Lembaga pemeringkat Fitch Ratings dalam Outlook Industri Telekomunikasi Asia Tenggara 2014 menjelaskan  industri telekomunikasi di Indonesia akan dihadapkan pada dua tren besar, yakni penurunan margin akibat ketatnya kompetisi, dan  tren konsolidasi antaroperator.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year