telkomsel halo

BTS di Indonesia Tumbuh 12% Per Tahun

08:05:53 | 10 Feb 2014
BTS di Indonesia Tumbuh 12% Per Tahun
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Operator di Indonesia diperkirakan masih melakukan ekspansi pembangunan BTS setiap tahun guna meningkatkan kualitas layanan dan memenangkan persaingan.

Direktur Utama Protelindo Adam Gifari mengutip analisis Mason mengungkapkan, rata-rata setiap tahunnya pertumbuhan BTS di Indonesia untuk periode 2011-2016 sekitar 12%.

“Kalau dari analisis yang dilakukan Mason itu pada 2013 ada sekitar 155 ribu BTS baru, tahun 2014 ada sebanyak 173 ribu BTS  baru,” ungkapnya belum lama ini.

Menurutnya, tingginya pembangunan BTS menjadikan para pemain menara menikmati pertumbuhan rasio tenansi sekitar 16% untuk periode 2011-2016, sedangkan operator yang bermain di bisnis menara pertumbuhan rasio tenansinya lebih rendah di periode tersebut yakni dikisaran 3%.

Pertumbuhan dari menara sendiri untuk periode 2011-2016 sekitar 5% dimana penyedia menara memimpin pertumbuhan sekitar 13% dan operator 1%. Pada 2014 diperkirakan aka nada 74 ribu menara berdiri sedangkan 2013 sekitar 71 ribu menara.

“Bagi kami penyedia menara dalam meningkatkan aset bisa membangun sendiri atau mengakuisisi milik operator. Sejauh ini kami memiliki neraca keuangan yang kuat. Kita ada kas Rp 3 triliun, yang berasal dari EBITDA free cash flow dan saldo kas. Dana tersebut cukup untuk pengembangan usaha hingga 12 bulan ke depan,” katanya.       

Sebelumnya, Asosiasi Pengembang Menara Telekomunikasi (Aspimtel) sebelumnya menginformasikan biaya operasional terutama overhead cost perusahaan menara telekomunikasi naik 10%-15% pada tahun ini.

Kenaikan overhead cost ini didorong kenaikan biaya bahan bakar, biaya perawatan, dan harga suku cadang karena pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak akhir 2013.  

Aspimtel juga menyarankan perusahaan menara mulai melirik proyek mini BTS karena teknologi terus berkembang.
Menanggapi hal itu, Direktur Keuangan dan Corporate Secretary Tower Bersama Helmy Yusman Santoso mengungkapkan, bisnis mini BTS berat diongkos operasional ketimbang  membangun site sendiri.    

Beban operasional berat mulai dari  mahalnya harga sewa di gedung perkantoran atau mal. Perbedaannya dengan membangun sendiri menara  adalah belanja modal dikeluarkan di depan, selepasnya site tersebut menjadi milik perseroan.

Tetapi jika menyewa, selain mahal biasanya berjangka waktu sekitar dua hingga tiga tahun. Hal lain yang menyulitkan, jika melakukan renegosiasi pasca penyewaan, biaya sewa yang dikenakan biasanya naik tinggi.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year