telkomsel halo

Kinerja XL 2013

Sang Bintang Turun Pamor

13:58:37 | 07 Feb 2014
 Sang Bintang Turun Pamor
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) - PT XL Axiata Tbk (XL) di kancah industri seluler adalah salah satu bintang sejak beberapa tahun lalu.

Kiprah XL sebagai operator maverick lumayan membuat kebat-kebit para pemain papan atas. XL berani membanting tarifnya sejak 2008 dan mampu menjaga kinerja keuangan tetap kinclong.  Hal itu dibuktikan dimana sejak beberapa tahun lalu pertumbuhan operasional XL selalu setara atau melebihi industri.

Pada 2012 anak usaha Axiata ini meraih pendapatan sebesar Rp 21.278 triliun atau naik 15% dibandingkan 2011 sebesar Rp 18,468 triliun. Namun, di tahun 2013 ini pamor sang bintang mulai menurun. Tak hanya di sisi operasional, bottom line XL pun turun tajam.

Perseroan hanya mampu membukukan keuntungan Rp 1,033 triliun selama 2013 atau turun 63% dibandingkan 2012 sebesar Rp 2,76 triliun.

Pemicu turun drastisnya bottom line adalah pendapatan yang diraih flat selama 2013 dan tingginya rugi kurs yang dialami selama 2013. Rugi kurs yang tinggi ini tak bisa dilepaskan dari kenaikan utang dalam dollar AS selama 2013 yang mencapai US$ 456 juta dari posisi 2012 sebesar US$ 218 juta.

Selama tahun 2013, jumlah hutang XL meningkat menjadi  17,8 triliun rupiah dari tahun sebelumnya  13,5 triliun rupiah dan hutang bersih/EBITDA meningkat dari 1.3x menjadi 1.9x. Sedangkan   rugi kurs yang dicatat selama 2013 menembus  Rp 1,037 triliun.

Agresifitas XL dalam membangun jaringan dengan membelanjakan modal selama 2013 sebesar  Rp 7,4 triliun  juga berdampak naiknya biaya depresiasi yang dialami sebagai konsekuensi modernisasi jaringan. Sejauh ini XL memiliki 44.946 BTS dimana 15.068 diantaranya Node B.

Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) di 2013 sebesar Rp 8,6 triliun   atau turun 11% dibandingkan 2012 sebesar Rp 9,7 triliun . EBITDA margin juga terpangkas menjadi 41% dari sebelumnya 46% di 2012.

Sementara XL hanya mencatat pendapatan sebesar Rp 21,26 triliun selama 2013 atau  naik satu persen dibandingkan 2012 sebesar Rp 20,97 triliun. Sebuah pertumbuhan paling rendah mengingat industri saja diperkirakan tumbuh 8-9% sepanjang 2013.

Laba usaha di 2013 juga  dibukukan hanya sebesar Rp 1,66 triliun  turun dibandingkan periode 2012 sebesar Rp 4,35 triliun. Free cash flow dari XL pun minus sepanjang 2013 sekitar Rp 814 miliar
 
Pemicu
Jika dilihat secara operasional, pendapatan XL yang flat adalah buah dari keberanian memangkas tarif data terlalu dalam selama periode Desember 2012 hingga Oktober 2013 yang berujung Average Revenue Per User (ARPU) terus turun.

XL memiliki 60,5 juta pelanggan dengan ARPU Rp 27 ribu atau turun 13% dibandingkan 2012 sebesar Rp 31 ribu. Trafik data  tumbuh 142% atau setara 53,3 Petabyte dengan total pelanggan data mencapai 33 juta pelanggan dimana sekitar 10,2 juta diantaranya menggunakan smartphone. Saat ini pelanggan data XL 54% dari total pelanggan.
 
Hal yang menjadi masalah adalah  XL memiliki tarif data terlalu murah sehingga tak mampu mendongkrak pendapatan. Padahal, jasa data ini sudah berkontribusi sekitar 23% dari total pemakaian pendapatan dibandingkan 20% dari tahun lalu.

Sedangkan jasa suara dan SMS terus mengalami penurunan. Tercatat, di 2013 jasa suara omzetnya Rp 7,6 triliun atau turun 7% dibandingkan 2012 sebesar Rp 8,3 triliun.  Omzet SMS di 2013 sebesar Rp 4,5 triliun atau turun 14% dibandingkan 2012 sebesar Rp 4,7 triliun. Kenaikan di jasa data dan VAS yakni 18% atau Rp 4,4 triliun di 2013 dibandingkan 2012 Rp 3,7 triliun.

“Kita menghadapi tahun yang penuh tantangan di tahun 2013 akibat dari pelemahan posisi kita di pasar dari kompetisi. Namun, kita sanggup menstabilkan dan membawa perubahan arah perusahaan dan berlanjut dengan pencapaian pertumbuhan operasional selama 2013,” kata Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi.

Dikatakannya, tahun ini akan menjadi  penuh tantangan namun juga menarik karena XL akan fokus dalam melaksanakan strategi  di layanan data.

“Setelah mendapatkan semua persetujuan untuk akuisisi dan merger dengan Axis. Kita akan berfokus pada penggabungan usaha yang lebih besar untuk dapat memberikan nilai lebih kepada shareholders, customers dan semua stakeholders kita. Kita berharap ini juga akan mengarah kepada industri yang lebih baik dan lebih sehat kedepannya,”pungkasnya.

Semoga! (id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year