telkomsel halo

Siasat Bakrie Telecom untuk Bangkit di 2014

08:46:15 | 28 Dec 2013
Siasat Bakrie Telecom untuk Bangkit di 2014
Manajemen Bakrie Telecom (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Bakrie Telecom  Tbk (BTEL) tak ingin berlama-lama dalam posisi kesusahan.

Memang, pemilik merek dagang esia ini per September 2013 membukukan kerugian bersih hingga  Rp 1,52 triliun naik daripada periode yang sama tahun 2012 di posisi Rp 988,25 miliar.

Namun, manajemen masih optimistis secara operasional membaik karena laba usaha positif ke Rp 101 miliar dan memiliki Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) Rp 770 miliar.

Optimisme yang disemburkan manajemen ini ditengah hanya memiliki 11,4 juta pelanggan yang terdiri atas 700 ribu pelanggan data dan 10,7 juta pelanggan layanan suara dan SMS.

Sedangkan pendapatan rata-rata per pengguna Rp 19 ribu per pengguna di kuartal III 2013.  Saat ini perseroan memiliki 3.008 BTS, terdiri atas 2.066 BTS di wilayah Jawa Barat, Jabodetabek dan Banten, sedangkan 942 lain di luar daerah tersebut.

Presiden Direktur Bakrie Telecom Jastiro Abi mengungkapkan, perseroan menyiapkan belanja modal sekitar US$ 25 juta hingga US$ 30 juta  untuk menopang operasionalnya pada tahun 2014.

"Belanja modal kami sama dengan tahun ini yang sekitar US$ 30 juta. Kami berjanji mulai aktif lagi di pasar untuk memperkuat kinerja operasional agar bisa bertahan di pasar seluler nasional," ungkap Presiden Direktur Bakrie Telecom Jastiro Abi usai paparan publik, belum lama ini.

Diungkapkannya, pendanaan dari belanja modal  pada tahun depan akan datang dari kas internal seiring perseroan mencatat EBITDA positif hingga periode September 2013. "Kami punya EBITDA sekitar Rp 770 miliar  hingga September lalu. Jika belanja modal hanya sekitar Rp 300-an miliar, masih sanggup ditanggung kas internal," jelasnya.

Dipaparkannya, perseroan akan fokus di pasar menggenjot jasa data karena kontribusi layanan ini tak mencapai target di 2013. “Kontribusi jasa data tidak seperti ditargetkan di awal tahun yakni sebesar 8%-10% bagi total omzet. Kami ingin aktif lagi di pasar agar pada 2015 kontribusi layanan ini bisa mencapai 50% bagi omzet,” jelasnya.

Strategi
Dikatakannya, perseroan telah menyiapkan sejumlah strategi agar kembali kompetitif di pasar yakni meningkatkan struktur finansial perseroan melalui strategi pengetatan struktur biaya, mengubah biaya tetap menjadi biaya variabel, serta mengelola kewajiban dan komitmen.

Berikutnya, meningkatkan kultur organisasi. Melakukan kampanye one brand dan one price untuk membangkitkan bisnis percakapan dan SMS. Menjaga  kualitas layanan melalui peluncuran produk yang inovatif dan layanan pelanggan yang baik. Fokus meningkatkan pendapatan data melalui penambahan pelanggan baru dan peluncuran program OTT.

“Kami juga akan memiliki produk Over The Top (OTT) sendiri atau bekerjasama dengan eksisting OTT. Jika bekerjasama dengan OTT, menggunakan skema revenue sharing,” katanya.
 
Terkait kerugian yang diderita perseroan, Abi menjelaskan, harus dimengerti lebih banyak terjadi karena rugi kurs dan diatas buku. “Ini kan karena ada depresiasi rupiah, kita tak bisa prediksi. Kita kan ambil utang kala dollar AS di Rp 9 ribuan. Tetapi kami optimistis pada tahun ini kerugian akan lebih rendah ketimbang tahun lalu," tegasnya.
 
Diungkapkannya, perseroan tengah mengaji sejumlah strategi terkait utang senilai total Rp 9,4 triliun. Opsi yang tengah dikaji adalah share swap, rights issue, extend maturity (memperpanjang jatuh tempo), atau refinancing.

“Kami sudah tunjuk FTI Consulting untuk melihat semuanya soal utang ini. Semua pihak yang terlibat soal utang ini menunjukkan optimisme dengan masa depan perseroan,” pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year