telkomsel halo

Menanti Gebrakan Apple di Balik Tembok Besar China

09:30:18 | 27 Dec 2013
Menanti Gebrakan Apple di Balik Tembok Besar China
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Upaya Apple beberapa bulan belakangan ini menerobos pasar China akhirnya berhasil juga.

Seperti diberitakan Reuters beberapa waktu lalu, Apple mengumumkan kesepakatan jangka panjang dengan China Mobile untuk memboyong lini produk iPhone ke China mulai 17 Januari 2014.

Memang, detil kesepakatannya belum diungkapkan, namun Apple mengatakan informasi lebih lanjut soal harga dan ketersediaan iPhone 5S dan 5C akan diumumkan pada waktunya.

"China adalah pasar yang sangat penting bagi Apple dan kerjasama kami dengan China Mobile memberikan kesempatan untuk membawa iPhone pada para konsumen di jaringan terbesar dunia," kata Chief Executive  Officer Apple Tim Cook.

Langkah Apple menerobos tembok besar yang selama ini ada di China banyak diapresiasi analis. Pasalnya, di balik tembok besar itu terdapat potensi pasar yang luas. China mobile saja saat ini memiliki lebih dari 760 juta pelanggan.Operator ini juga meluncurkan jaringan 4G berkecepatan tinggi baru yang akan kompatibel dengan iPhone.

Chairman China Mobile, Xi Guohua mengakui bahwa iPhone memiliki penggemar yang sangat banyak di seluruh dunia."Kami senang karena dengan kehadiran iPhone di China Mobile, akan mendukung jaringan 4G/TD-LTE dan 3G/TD-CDMA, dan memberikan layanan mobile berkecepatan tinggi untuk konsumen," kata Guohua.

Saham Menguat
Investor pun bereaksi positif atas keberhasilan Apple ini. Jelang Natal lalu, saham Apple di Wall Street bergerak positif.

Saham Apple berhasil naik 3,8% ke level US$ 570,09 per lembar sejak pengumuman kerjasama engan China Mobile. Operator ini  diprediksi bisa meraih sampai 17 juta pengguna baru iPhone di tahun 2014. Lebih besar dari penjualan iPhone selama 12 bulan sampai September 2013, yang berjumlah 16,8 juta.

Lembaga riset Canalys memperkirakan,  Apple masih terlempar dari jajaran lima besar produsen smartphone yang beroperasi di negeri panda itu untuk jangka pendek. Kerja sama dengan China Mobile pun menjadi modal Apple untuk naik ke  posisi papan atas. Terutama melawan Samsung, yang sudah menjadi penguasa di negeri Tirai Bambu dengan  market share 14%, disusul Lenovo yang terpaut sedikit di bawahnya, 13%.

Penetapan Harga
Hal yang menarik dilihat adalah strategi bundling yang akan diterapkan Apple bersama China Mobile untuk produknya. Apple tentu tak bisa menetapkan pola penetapan harga jika belajar dari putusan yang diambil Fair Trade Commission (FTC) Taiwan belum  lama ini.

Lembaga tersebut mendenda perusahaan Apple sebesar US$ 670 ribu, karena telah mengintervensi operator untuk harga jual iPhone di Taiwan.

FTC menilai Apple  tidak mempunyai hak mengatur bagaimana operator menjual iPhone, setelah memberikan hak untuk mendistribusikan ponsel.

Menurut laporan dari The Wall Street Journal, tiga operator Taiwan, Chunghwa Telecom, Far Eastone Telecommunication, dan Taiwan Mobile, bisa mendistribusikan atau menjual kembali iPhone, setelah membayar untuk mendapatkan hak itu dari Apple.

Kasus di Taiwan ini harus menjadi pelajaran bagi Apple jika ingin berbisnis di China, karena pemerintah negeri itu selama ini sangat terkenal protektif terhadap industri lokalnya.

Jika Apple salah melangkah dan tak mengadopsi regulasi setempat, upaya untuk menggarap pasar dibalik tembok besar itu bisa saja sia-sia.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year