telkomsel halo

Kadung Banting Tarif Data, Operator akan Sulit Genjot Keuntungan

11:18:19 | 23 Dec 2013
Kadung Banting Tarif Data, Operator akan Sulit Genjot Keuntungan
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Operator di Indonesia dinilai akan kesulitan untuk membukukan keuntungan dari akses data karena kadung membanting tarif layanan tersebut terlalu cepat dibandingkan dengan belanja modal yang dikeluarkan.

Dalam kajian yang dilakukan Macguarie Research untuk periode Desember 2012 hingga Oktober 2013, empat operator berbasis teknologi GSM di Indonesia terlihat terlalu berani menurunkan tarif datanya.

Tercatat, Indosat pada Desember 2012 masih membanderol per GB sekitar US$ 4,7 dan turun menjadi US$ 3,9 di Oktober 2013. Sementara XL di US$ 9,1 per GB di Desember 2012, terjun  menjadi US$ 3,9 per GB di Oktober 2013.

Langkah lebih drastis dilakukan Axis dimana per Desember 2012 masih sekitar US$ 9,1 per GB menjadi US$ 1,8 per GB di Oktober 2013. Sedangkan Tri di US$ 3 per GB di Desember 2012 menjadi US$ 2,2 per GB di Oktober 2013.

Hanya Telkomsel yang tak menurunkan tarif layanan datanya yakni stabil di US$ 5,9 per GB sejak Desember 2012.

Alhasil, berdasarkan estimasi yang dibuat JP Morgan, dibutuhkan waktu kurang lebih 13 tahun bagi operator untuk mencapai titik impas dari belanja modal yang dikeluarkannya bagi layanan data. Jika titik impas ingin dipercepat menajdi lima tahun, maka diperlukan tarif naik tiga kali lipat dari sekarang.

Tetap Genjot
Hal yang menarik adalah walau mengetahui tantangan yang berat dalam menegmbangkan layanan data, para punggawa operator tetap bersikeras menggenjot layanan data.

Direktur Utama Telkom Arief Yahya  menegaskan belanja modal Telkom yang sekitar US$ 2 miliar tahun depan sekitar  50%-60% untuk Telkomsel

Menurutnya,  salah satu strategi menjaga Telkomsel tetap kompetitif adalah meningkatkan kontribusi layanan data yang masih sekitar 15%-20% tahun ini menjadi lebih dari 50% pada 2018. 

President Director & CEO Indosat Alexander Rusli mengatakan, saat ini penetrasi dari smart device berbasis 3G masih rendah di Indonesia, baru sekitar 20%.

“Penetrasi yang rendah ini salah satu pemicu jaringan yang dibangun belum optimal. Kita perlu dorong ekosistem dari 3G ini,” katanya.

Sedangkan Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan tantangan terberat operator adalah mengurangi efek gunting dimana trafik naik tetapi pendapatan tak mengikuti kenaikan tersebut. “Kita sudah coba akali dengan tidak lagi menawarkan tarif unlimited,” jelasnya.

Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) Alex J Sinaga mengungkapkan, secara industri  saat ini rata-rata 70% pendapatan operator berasal dari layanan suara dan pesan singkat (SMS), sedangkan 30% dari layanan data.

Namun, porsi tersebut bisa terbalik dalam tiga sampai empat tahun mendatang dimana  kontribusi layanan data bisa mencapai 70% pada 2016.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year