telkomsel halo

Soal XL-Axis Pasca Restu Menkominfo, Ini Reaksi Telkomsel

09:55:45 | 04 Dec 2013
Soal XL-Axis Pasca Restu Menkominfo, Ini Reaksi Telkomsel
Mas'ud Khamid (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Penguasa seluler nasional, Telkomsel, mulai memberikan perhatian lebih serius terhadap aksi konsolidasi XL-Axis pasca keluarnya restu dari Menkominfo Tifatul Sembiring, pekan lalu.

“Soal XL-Axis, secara pangsa pasar kami tidak terganggu.Tetapi sebagai pemimpin pasar seluler, tentu harus ada langkah antisipasi dilakukan,” ungkap Direktur Penjualan Telkomsel Mas’ud Khamid, kemarin.

Diungkapkannya, saat ini secara grup, Telkom tengah menganalisa dampak dari konsolidasi XL-Axis terutama terkait peta persaingan yang akan berubah dan tren teknologi ke depan.

“Kami ingin mendorong adanya teknologi netral dalam pengelolaan frekuensi karena kita punya 130 juta pelanggan yang terdiri dari berbagai segmen,” jelasnya.

Seperti diketahui, dalam kajian lembaga pemeringkat Fitch belum lama ini diprediksi   jika akuisisi Axis mulus maka pangsa pasar pendapatan XL yang tadinya di posisi 19% naik menjadi 22%. Hal ini berarti XL menyalip Indosat yang selama ini menguasai pangsa pasar secara pendapatan sebesar 18%.

XL juga akan memiliki keuntungan di sisi frekuensi dengan ada tambahan sekitar 15 MHz di 1.800 MHz. Pasca akuisisi Axis, kepemilikan frekuensi XL di 1.800 MHz yang ideal untuk Long Term Evolution (LTE) menempel ketat Telkomsel yakni sama-sama 22,5 MHz.
 
Belum lagi tambahan 14 juta pelanggan Axis yang bisa mendatangkan pendapatan sekitar  US$ 260 juta dan penghematan di sisi belanja modal dan operasional sekitar  US$ 800 juta.

Fokus Pasar
Kala ditanya jika perang tarif layaknya lima tahun lalu kembali terjadi karena XL-Axis memiliki keunggulan di sisi frekuensi, Mas’ud menegaskan, Telkomsel akan mengikuti dinamika pasar.

“Indonesia ini pasarnya prabayar. Ciri-ciri pelanggan prabayar itu ada swinger. Kami memenuhi dengan dua produk yakni Kartu As dan SimPATI. Kita tidak khawatir jika ada yang memulai perang tarif, kita siap saja meladeni sesuai keadaan dan logika,” katanya.

Ditegaskannya, Telkomsel sendiri akan fokus pada peningkatan pelayanan karena menyadari pelanggan mulai kritis terhadap hal itu. “Perang tarif tidak ada gunanya, semua rugi. Nanti tidak bisa dikembalikan investasi membangun area baru atau meningkatkan kualitas layanan. Kalau begini tidak hanya operator, masyarakat dan negara juga rugi,” jelasnya.

Diingatkannya, saat ini mobilitas dari pengguna seluler lumayan tinggi, tidak hanya berada di satu kota. Acuannya adalah trafik di bandara-bandara yang tinggi.

“Belum lagi ada faktor makro seperti depresiasi rupiah, ini kan bisa berdampak ke daya beli masyarakat. Jadi semua harus dihitung matang sebelum bermain dengan tarif,” pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year