Operator Harus Maksimalkan Data Analytics di e-Money

Dian Siswarini (Dok)

JAKARTA (IndoTelko) – Operator disarankan untuk memaksimalkan data analytics dalam menggarap layanan e-money agar bisa memenangkan kompetisi di sektor tersebut.

“Dalam less cash society, operator harus memegang filosofi bekerja untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Teknologi cash less itu mengubah perilaku orang dengan uangnya dimana kontrol untuk membayar menjadi lebih kuat, tetapi di sisi lain operator bisa mengetahui insight dari pelanggan. Kunci ini semua ada di data analytics,” ungkap Chief Of Digital Service XL Axiata Dian Siswarini kala menjadi pembicara di diskusi 'New Wave of Less Cash Society: Indonesian Chapter' dalam rangka HUT Ke-2 IndoTelko Forum, kemarin.

Diungkapkannya, untuk memaksimalkan data analytics operator harus memiliki data warehouse, social network profiles, dan activity generated data.“Operator harus bisa menghimpun semua data, menyimpan dan menganalisanya agar bisa mendorong pelanggan bertransaksi dengan e-money,” katanya.

Ditambahkannya, masalah data ini menjadi penting karena menyangkut juga memberikan rasa kenyamanan bagi pelanggan menggunakan transaksi e-money.

“Bagi regulator ini juga penting untuk menganalisa transaksi yang mencurigakan. Bagi merchant juga penting karena data yang disimpan bisa dijadikan feedback untuk meningkatkan layanan,” katanya.
 
Menurutnya, operator sejauh ini sudah maksimal menggarap e-money. Hal itu bisa dilihat dari produk yang dimiliki mulai dari remittance, payment untuk belanja online atau offline, dan bill payment.

“E-money bisa naik kalau pengguna ada alasan untuk menggunakannya, ini Pekerjaan Rumah (PR) bersama.Di Amerika Serikat itu penggunaan uang tunai turun 4% per tahun. Di beberapa negara maju bahkan mematok target, misal Swedia pada 2030 jadi cashless society. Indonesia akan makan waktu lebih lama, tapi ke depan akan lebih populer,” pungkasnya.(id)