telkomsel halo

Telkom Tak Lagi Galau Lepas Mitratel

14:06:07 | 22 Nov 2013
Telkom Tak Lagi Galau Lepas Mitratel
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko)  – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terlihatnya tak lagi galau untuk melepas 49% kepemilikan sahamnya di anak usaha yang berbisnis menara, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini bahkan telah menetapkan maksimal pada April 2014  masalah pelepasan saham di Mitratel ke mitra strategis telah tuntas.

“Kami tak mau peluang yang tengah terbuka sekarang menjadi tertutup.Maksimal April 2014 masalah Mitratel telah tuntas,” ungkap Director Innovation & Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo usai menjadi pembicara di  Diskusi ”New Wave of Less Cash Society: Indonesian Chapter”  dalam rangka HUT Ke-2 IndoTelko Forum, kemarin.

Menurutnya, peluang bagus untuk memaksimalkan utilisasi aset ada pada masa sekarang mengingat  tren pertumbuhan industri menara bisa saja melambat karena penetrasi pengguna seluler sudah 118% dari populasi. Ditambah kondisi dimana  jumlah operator semakin sedikit tapi jumlah perusahaan menara bertambah

Backdoor Listing
Diungkapkannya, Telkom tengah mengaji dua bisnis model untuk melepas sebagian saham di Mitratel yakni backdoor listing dengan mitra strategis atau Initial Public Offering (IPO).  

Namun, arahnya  Backdoor listing yang akan menjadi pilihan. Backdoor listing dimana saham dari satu perusahaan diambil alih oleh perusahaan yang telah tercatat di bursa saham sehingga secara tidak langsung menjadi bagian dari emiten yang tercatat di pasar modal.

Ditambahkannya, saat ini tinggal dua penyedia menara yang tersisa di proses pelepasan ini yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo/ anak usaha Sarana Menara Nusantara).  

“Kemungkinan kita pilih satu dari dua pilihan  tersebut sebagai mitra startegis. Kami hanya ingin memilih rekan strategis dengan emiten atau perusahaan yang tercatat di bursa saham yang sudah teruji dapat menumbuhkan tenancy ratio. Tapi kalau partner biasa, kami terbuka sama siapa saja,” katanya.

Sekadar catatan, Mitratel sejak 2011 telah diwacanakan dibawa melantai ke bursa saham oleh Telkom. Mitratel memiliki aset tiga ribu menara dengan valuasi sekitar  Rp 3 triliun. Pada 2012, Mitratel memiliki pendapatan sebesar  Rp 1,6 triliun serta mencatat laba bersih sebesar  Rp 305,007 miliar.

Untuk menangani aksi korporasi ini Telkom sudah menunjuk Barclays Capital.  PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Solusi Tunas Prama Tbk (SUPR) dikabarkan ikut dalam beauty contest memperebutkan 49%  saham Mitratel ini.

Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex J Sinaga menambahkan,   dampak dari adanya konsolidasi yang dilakukan XL dan Axis akan membuat  terjadi efisiensi di industri.

“Industri telekomunikasi akan lebih efisien sehingga  overlap infrastruktur bisa diminimalisir yang berujung  cost infrastruktur bisa turun. Bagi perusahaan menara, dampak konsolidasi ini secara jangka pendek akan terasa antara satu sampai tiga tahun, tetapi bisnis menara akan menjadi lebih sehat. Mereka akan konsolidasi, karena dimana-mana ada menara itu juga tidak  bagus,” jelasnya.
 
Analis Ciptadana Securities Triwira Tjandra mengatakan monetisasi menara telekomunikasi dan bisnis properti bisa menjadi faktor penguat kinerja harga saham Telkom  ke depan mengingat nilai divestasi aset menara telekomunikasi diperkirakan mencapai US$ 500 juta dengan asumsi divestasi sekitar 49% saham  di Mitratel.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year