telkomsel halo

Telkom Tak Perlu Galau Lepas Mitratel

15:06:41 | 19 Nov 2013
Telkom Tak Perlu Galau Lepas Mitratel
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tak perlu galau melepas sebagian kepemilikannya di PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) walau bisnis menara di Indonesia dalam jangka pendek diperkirakan tertekan karena adanya konsolidasi yang dilakukan oleh XL dan Axis.

Menurut Analis dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Ahmad Sujatmiko,  jika Telkom merealisasikan aksi korporasi tersebut, justru akan menguntungkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.  

"Jika melepas sebagian saham di Mitratel,  artinya Telkom akan mendapatkan dana segar sehingga dapat digunakan untuk melakukan ekspansi," ujarnya, kemarin.

Dikatakannya, Mitratel  merupakan perusahaan yang  masih mendapatkan pertumbuhan pendapatan seiring dengan operator yang terus meningkatkan kualitas layanan. "Perusahaan menara masih memiliki pertumbuhan yang baik. Jadi, secara valuasi ini akan bagus," jelasnya.

Analis Ciptadana Securities Triwira Tjandra mengatakan monetisasi menara telekomunikasi dan bisnis properti bisa menjadi faktor penguat kinerja harga saham Telkom  ke depan mengingat nilai divestasi aset menara telekomunikasi diperkirakan mencapai US$ 500 juta dengan asumsi divestasi sekitar 49% saham  di Mitratel.

“Wacana melepas saham itu sudah lama. Masalahnya sekarang terkesan menggantung, pasti lagi hitung valuasi yang ideal. Pasalnya, Telkom itu kan BUMN, tak bisa sembarangan melepas aset,” katanya.

Sedangkan Analis dari RHB OSK Securities Jeffrey Tan mengakui  katalis utama pendongkrak kinerja saham Telkom  ditentukan realisasi program monetisasi Mitraltel yang ditargetkan rampung kuartal I-2014.

“Kami memperkirakan proposal akuisisi Mitraltel dari beberapa perusahaan menara yang sudah tercatat sahamnya di bursa bisa tuntas akhir tahun ini,” katanya.

Strategi
Sekadar catatan, Mitratel sejak 2011 telah diwacanakan dibawa melantai ke bursa saham oleh Telkom.

Mitratel memiliki aset tiga ribu menara dengan valuasi sekitar Rp 3 triliun. Pada 2012, Mitratel memiliki pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun serta mencatat laba bersih sebesar Rp 305,007 miliar.

Jika tadinya strategi untuk masuk bursa  adalah  Initial public offering (IPO),   sekarang berkembang mengadopsi pola  backdoor listing dengan menggabungkan Mitratel ke perusahaan penyedia menara yang sudah tercatat di bursa saham

Praktik Backdoor listing biasanya saham dari satu perusahaan diambil alih oleh perusahaan yang telah tercatat di bursa saham sehingga secara tidak langsung menjadi bagian dari emiten yang tercatat di pasar modal.

Untuk menangani aksi korporasi ini Telkom sudah menunjuk Barclays Capital.  PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Solusi Tunas Prama Tbk (SUPR) dikabarkan ikut dalam beauty contest memperebutkan 49% saham Mitratel ini.

"Jika dipilih pelepasan saham melalui akuisisi secara tidak langsung, Mitratel akan menjadi bagian dari perusahaan terbuka (backdoor listing) sehingga dapat memperoleh dana dari pasar modal," kata Ahmad.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengungkapkan langkah pelepasan saham di Mitratel sebagai bagian dari strategi Telkom menata portofolio di bisnis infratstruktur.

“Dalam memilih mitra untuk Mitratel nanti akan dicari investor yang memberikan value paling tinggi dengan memberikan kepastian dalam berusaha,” katanya.

Analis Capital International Chapman Taylor mengingatkan  Telkom sebaiknya mempercepat pelepasan sebagian saham anak usaha di bisnis menara sebelum kehilangan momentum.

Pasalnya, Riset Morgan Stanley akhir September 2013 menyebutkan, konsolidasi di industri telekomunikasi Indonesia akan menekan bisnis menara. Kebutuhan penambahan menara dari 3 operator utama yaitu Telkomsel, Indosat dan XL di tahun 2014 akan turun sekitar 16% dibandingkan tahun ini.

Sementara dari kajian RHB OSK Securities memprediksi Telkom akan memiliki pendapatan sebesar Rp 84,622 triliun di 2013 dan naik menjadi Rp 93,798 triliun di 2014. Sedangkan keuntungan di 2013 menjadi Rp 14,458 triliun dan menjadi Rp 16,908 triliun di 2014.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year