telkomsel halo

Renegosiasi Harga Sewa Menara Sulit Terealisasi

09:25:43 | 15 Nov 2013
Renegosiasi Harga Sewa Menara Sulit Terealisasi
Helmy Yusman (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) menyatakan sulit bagi penyedia menara untuk melakukan renegosiasi harga sewa dengan operator bagi aset yang telah disewa karena terkait dengan investasi yang dilakukan.

“Kalau diminta renegosiasi harga sewa untuk menara yang sudah dibangun dan telah terjadi kesepakatan, susah untuk direnegosiasi. Soalnya harga sewa itu disepakati dengan menghitung investasi yang kita lakukan. Karena itu harga sewa biasanya jangka waktu lama, bisa tujuh hingga 10 tahun,” ungkap Direktur Keuangan Tower Bersama Helmy Yusman Santoso usai Paparan Publik belum lama ini.

Helmy diminta tanggapannya karena berdasarkan kajian dari Morgan Stanley konsolidasi operator telekomunikasi akan menciptakan efisiensi, seperti mengurangi biaya penyewaan menara.

Morgan Stanley pun memangkas target harga saham 2014 bagi dua emiten berbasis menara yaitu Tower Bersama dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Pada tahun 2014 saham TBIG yang diproyeksikan bakal mencapai level Rp 6.700   hanya ditargetkan pada level Rp 4.800 per saham.

Solusi yang ditawarkan Morgan Stanley salah satunya adalah penyedia menara melakukan renegosiasi harga sewa dengan operator agar pembangunan tetap terjadi.
Dalam kajian terbaru OSK Securities diperkirakan pendapatan Tower Bersama pada 2013 bisa mencapai Rp 1,715 triliun  dengan laba bersih sekitar Rp 757 miliar.

Menurut Helmy,  jika harga sewa menara yang telah disepakati diubah, bisa mengubah segalanya. Pasalnya, 70% pendapatan dari penyedia menara berasal dari penyewaan dan 30% dari pemeliharaan. “Jika pun ada renegosiasi harga sewa menara, itu untuk menara yang baru dibangun,” jelasnya.

Diungkapkannya, penyedia menara pun untuk harga pemeliharaan selalu mengkoreksi harga  karena adanya ekskalasi inflasi. “Tiap tahun itu harga pemeliharaan naik,” katanya.

Lebih lanjut diungkapkannya, biasanya antara operator dan penyedia menara dalam menyiasati anggaran untuk sewa menara adalah bermain di Service Level Agreement (SLA).

“Biasanya itu nanti bermain di item-item. Ada operator yang maunya seperti dibentangkan karpet merah, semua dikerjakan penyedia menara, tetapi ada juga yang mengambil sebagian pekerjaan,” pungkasnya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year