telkomsel halo

Tri Mau LTE, Ini Saran BRTI

10:51:52 | 13 Nov 2013
Tri Mau LTE, Ini Saran BRTI
Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (IndoTelko) – Konsolidasi yang dirancang XL dan Axis ternyata banyak membawa gejolak bagi para pemain berbasis Global System Mobile (GSM).

Saat ini terdapat lima operator berbasis teknologi Global System Mobile (GSM) yang bermain di frekuensi mobile broadband. Lima operator itu adalah Telkomsel, Indosat, XL, Axis, dan Tri.

Frekuensi yang digunakan adalah 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2,1 GHz. Ketiga spektrum ini menyediakan bandwiitdh 2 x160 Mhz. Frekuensi 900 MHz diposisikan sebagai coverage band, sementara 1.800 MHz dan 2,1 GHz sebagai capacity band.

Posisi frekuensi yang dimiliki kelima operator itu dalam menyelenggarakan mobile broadband saat ini adalah Telkomsel sebesar 7,5 MHz di pita 900 MHz, 22,5 MHz di 1800 MHz, dan 15 MHz di 2,1 GHz.

Indosat sebesar 10 MHz di 900 MHz, 20 MHz di 1800 MHz, dan 10 MHz di 2,1 GHz. XL sebesar 7,5 MHz di 900 MHz dan 1.800 MHz, dan 15 MHz di 2,1 GHz.Sementara Tri memiliki 10 MHz di 1800 MHz dan 2,1 Ghz. Axis 15 Mhz di 1.800 Mhz dan 10 MHz di 2,1 GHz.

Dari data tersebut terlihat alokasi spektrum untuk menggelar mobile broadband tak berimbang. Komposisi yang ada sekarang, terdapat operator yang hanya mempunyai capacity band, tetapi ada juga yang memiliki capacity dan coverage band sekaligus.

“Dalam proses merancang rekomendasi teknis bagi XL dan Axis, khususnya masalah kepemilikan frekuensi pasca konsolidasi kami mendengarkan masukan dari pemain GSM lainnya. Ternyata semua rata-rata memberikan perhatian kepada komposisi di 1.800 MHz yang potensial untuk Long Term Evolution (LTE),” ungkap Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonoth Harsono, kemarin.

Permintaan Tri
Menurut Nonoth, jika melihat komposisi kepemilikan, Telkomsel dan Indosat sudah lumayan ideal untuk menjalankan LTE karena memiliki minimal frekuensi di 1.800 MHz untuk menjalankan LTE yakni 22,5 MHz (Telkomsel) dan 20 MHz (Indosat).

“Paling masalah bagi keduanya penempatan dibuat berdampingan untuk maksimal,” katanya.

Hal yang menarik ternyata operator Tri yang selama ini terkesan diam ternyata juga mengajukan tambahan frekuensi di 1.800 MHz ke regulator terkait adanya konsolidasi yang dilakukan XL-Axis. Jumlah yang diminta itu setara dengan suara Telkomsel di frekuensi yang sama. Padahal, Axis hanya memiliki 15 MHz di 1.800 Mhz.

"Tri juga mau LTE dan minta tambah frekuensi agar ideal,” ungkapnya.

Menurutnya, kondisi yang ideal adalah operator dengan jumlah pelanggan besar seperti Telkomsel, Indosat, dan XL  mendapatkan masing-masing 20 MHz di pita 1.800 MHz untuk menggelar LTE.

“Nah, kalau pelanggan jumlahnya kecil itu kan bisa misalnya konsolidasi jaringan atau frekuensi, terus nanti sewa kapasitas. Memang secara hukum sekarang diperdebatkan, tetapi ini kan harus disosialisasikan itu tak melanggar aturan,” tegasnya.

Bisnis Berubah
Diingatkan Nonoth, hal yang harus diingat oleh operator dengan neraca keuangan yang masih merah adalah bisnis mulai berubah dimana sekarang pelanggan tak melihat jaringan yang digunakan, tetapi kualitas layanannya.

“Model bisnis sekarang itu sudah berubah. Sekarang orang main aplikasi tak peduli melalui jaringan siapa.  Makanya saya selalu sarankan ke yang kecil-kecil agar ijin jaringan dikembalikan ke pemerintah, spektrumnya dikonsolidasikan, setelah itu berbisnis lagi dengan sewa kapasitas. Ini lebih sehat,” pungkasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year