telkomsel halo

Sinergi Bank dan Operator, Kunci Sukses Branchless Banking

09:13:01 | 10 Okt 2013
Sinergi Bank dan Operator, Kunci Sukses Branchless Banking
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Bank Indonesia  tengah menguji coba  branchless banking di delapan provinsi bersama lima bank dan tiga operator telekomunikasi. Pilot project berjalan sejak Mei hingga November 2013 untuk mendukung inklusi finansial dan less cash society.

Proyek uji coba branchless banking ini dikhususkan hanya untuk layanan pembayaran, dengan mengedepankan infrastruktur telekomunikasi yang sudah lebih dulu masuk. Sementara untuk penarikan dana tetap harus melalui agen perbankan yang ditunjuk dengan selektif dan ketat oleh bank yang terlibat dalam proyek ini.

“Kami mendorong  sektor perbankan bersinergi dengan operator telekomunikasi untuk suksesnya branchless banking.  Kekuatan operator telekomunikasi  yang mampu menjangkau daerah terpencil dan memberikan akses kepada masyarakat secara luas harus dimanfaatkan,” ungkap  Deputi Direktur Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Yura A. Djalins, kemarin.  

Diungkapkannya, jangkauan infrastruktur telekomunikasi saat ini telah mencapai angka 95%, didukung 240 juta pengguna telepon genggam, dan 2 juta agen serta retailer telekomunikasi. Sementara untuk instrumen pembayaran berupa uang elektronik yang berbasis server, kini jumlahnya mencapai 12,5 juta.

“Kami akan mengeluarkan regulasi soal branchless banking ini pada akhir tahun, sehingga tahun depan bisa segera diimplementasikan,” katanya.

Dorong
Direktur Eksekutif Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Rosmaya Hadi mengatakan branchless banking harus didorong karena   penetrasi layanan keuangan formal masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Indonesia memiliki rasio masyarakat yang memiliki rekening yakni 19,6%, lebih rendah dibandingkan dengan Thailand 77,7%, Malaysia 66,7%, China 63,8%, Brasil 55,9%, Filipina 26,5%, dan Vietnam 21,4%.

Faktor lainnya adalah mahalnya biaya membuka  kantor cabang bagi bank. Berdasarkan data World Bank, untuk membuka satu kantor cabang di Indonesia memakan biaya US$250.000 dan investasi per ATM US$10.000, sementara investasi branchless banking US$400.

“Jika inklusi finansial ini dibuka bisa mendorong   potensi ekonomi yang besar pada segmen masyarakat menengah ke bawah yang belum tergarap,” katanya.

Edukasi
Sementara menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran indonesia (ASPI) Isbandiono Subandini untuk mengimplementasikan branchless banking diperlukan edukasi masyarakat untuk meningkatkan kepercayaan.

"Edukasi menjadi sangat penting dan masyarakat harus mengetahui resiko yang ada dengan menilik kesiapan industri bank dan telko juga," ujarnya.

Disarankannya,  untuk meminimalkan resiko transaksi harus dibatasi  dan analisa resiko dilakukan berdasarkan masing-masing nasabah yang menggunakan branchless banking tersebut.

"Diatur kualitas agen dan nasabahnya yang dapat menjadi penyalur brenchless banking. Pasalnya, kapasitas tiap agen berbeda, limit transaksi konsumen diatur agar tiap nasabah bisa menekan resiko dalam praktek ini," pungkasnya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year