telkomsel halo

Belanja TIK Naik 12,5% di 2014

09:31:57 | 04 Okt 2013
Belanja TIK Naik 12,5% di 2014
ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Lembaga riset International Data Corporation (IDC) memperkirakan pada 2014 Indonesia akan memiliki belanja produk teknologi informasi dan Komunnikasi (TIK) mencapai US$ 16,4 miliar atau naik 12,5% dibandingkan perkiraan tahun 2013 yang sekitar US$ 14,7 miliar.

Pada tahun ini IDC mengestimasi pembelanjaan TIK di Indonesia mencapai US$ 14,7 miliar, atau naik 13,2% dibandingkan tahun 2012. 

Pada tahun depan diperkirakan kontribusi terbesar belanja TIK  masih dari hardware, yakni sekitar US$ 14,2 miliar atau  naik dari US$ 13,2 miliar pada tahun ini.

Diperkirakan, produk solusi dan services akan mendapatkan belanja  sebesar US$ 1,4 miliar pada 2014 atau  naik dari US$ 1,17 miliar di 2013.  Sisanya untuk perangkat lunak sebesar US$ 700 juta di 2014 atau naik dari US$ 350 juta pada  2013.

Segmen konsumen berkontribusi terbesar terhadap belanja TIK tahun depan, yakni US$ 7,8 miliar, dari US$ 6,68 miliar pada 2013. Disusul segmen komunikasi dan media mencapai US$ 3,99 miliar. Segmen banking, finance, dan asuransi  sekitar US$ 1,3 miliar.

Sementara segmen manufacturing diperkirakan melakukan belanja TI sebesar US$ 1,1 miliar pada 2014 naik dari US$ 986,2 juta di 2013. Segmen ritel dan services diperkirakan sebesar US$ 600 juta dan segmen pemerintah mencapai US$ 686 juta.
 
“Pendorong naiknya belanja TIk di Indonesia pada tahun depan karena ada Pemilu dan keluarnya aturan baru yang bsia mendorong belanja TIK,” kata Associate Director and Head of Indonesia Operations  IDC Indonesia Sudev Bangah.

Menurutnya, untuk  solusi enterprise yang akan banyak dicari adalah  enterprise resource planning (ERP), software akuntansi, software keuangan, supply chain dan software manajemen.

Turun
Sementara untuk nilai belanja konsumen  Indonesia terhadap produk  TIK  diperkirakan  turun sekitar  US$ 132 juta atau menjadi US$ 6,68 miliar di September tahun ini dari US$ 6,81 miliar per Juni lalu.
 
Pemicunya adalah  depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai 16%. “Segmen konsumen yang paling banyak kena dampak dari depresiasi rupiah,”katanya

Anggaran masih konsisten dikeluarkan Untuk segmen enterprise dan small medium enterprise (SME) karena membutuhkan perangkat TI untuk mendukung proses bisnis di segala lini usahanya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year