telkomsel halo

Telat Buka LTE FDD, Indonesia Bisa Dianggap Kuno

09:45:02 | 24 Sep 2013
Telat Buka LTE FDD, Indonesia Bisa Dianggap Kuno
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia bisa dianggap kuno alias ketinggalan dibanding negara lainnya jika terlambat mengadopsi Frequency Division Long Term Evolution (LTE FDD) di spektrum 1.800 MHz.

“Kala Telkomsel melakukan uji coba LTE pada 2010 baru ada 17 operator di dunia yang meluncurkan LTE. Sekarang di dunia ada sekitar 213 operator atau 50% dari negara-negara di dunia menggunakan teknologi ini. Jika Indonesia menunda, bisa ketinggalan jauh,” ungkap VP Technology and System Telkomsel Ivan Cahya Permana, kemarin.
 
Disarankannya, jika ingin menggelar LTE secepatnya maka pilihan frekuensi bisa jatuh di 1.800 MHz usai adanya penataan ulang agar pemilik menempati lokasi berdampingan. “Frekuensi 1.800 MHz lumayan ideal karena 70% operator menggunakannya sebagai LTE. Artinya ekosistem sudah lumayan matang. Masa kita kalah dengan Filipina yang sudah meluncurkan LTE," tambahnya.

Menurutnya jika LTE dijalankan sekarang akan bisa mendorong ekonomi kreatif Indonesia. “Di luar negeri aplikasi lebih cepat pembuatannya. Lihat saja di iTunes ada seribu aplikasi baru dalam waktu singkat. Di Indonesia membuat satu aplikasi lama, bayangkan dengan ada LTE, itu bisa menolong dari sisi bandwidth dan latency,” katanya.

Sekadar diketahui, LTE bisa 100 kali lebih menjanjikan disisi kecepatan karena punya teknologi yang lebih sempurna ketimbang 3G, atau Wimax sekalipun. Secara teori kecepatan yang ditawarkanya bisa 30 Mbps, 70 Mbps, bahkan 100 Mbps.

Sedangkan dari sisi bisnis, lanjutnya, operator akan mendapatkan bisnis yang lebih baik, apalagi pemerintah akan mengeluarkan aturan lebih jelas terkait pemain Over The top (OTT). “Tarif LTE tak akan berbeda jauh dengan 3G, tetapi kita akan terapkan pola cluster dimana yang mau kualitas lebih baik membayar agak mahal,” katanya.

Ketika ditanya tentang rencana dibukanya peluang LTE di 2,3 GHz oleh pemerintah pada akhir tahun ini, Ivan mengatakan, frekuensi tersebut cocok untuk TDD LTE. “Kalau benar ada rencana dilelang, kami tertarik untuk ikut,” katanya.

Kesiapan Ekosistem
Secara terpisah, Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi memprediksi LTE tak akan komersial pada tahun ini di Indonesia.

“Kita jangan bicara siapnya saja. Ekosistemnya harus dimatangkan. Kalau bicara frekuensi memang yang terbaik di 1.800 MHz dan 700 MHz,” katanya.

Diperkirakannya, untuk LTE FDD tak akan terjadi pada tahun ini karena  dari sisi regulasi belum siap.”Kita butuh kesiapan  seluruh pemangku kepentingan pada industri ini, mulai dari regulator, operator, penyedia jaringan, ponsel, termasuk dari aspek bisnis,” katanya.

Sementara itu, Chief Marketing Officer Axis Daniel Horan mengatakan, bagi operator lapis kedua LTE memiliki arti penting karena menjadi diferensiasi dalam berkompetisi. “Axis dari awal mendesain jaringan sudah ke arah 4G. kami bisa lebih efisien dan kompetitif nantinya jika ada LTE,” jelasnya.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year