telkomsel halo

Ini Strategi Telkomsel Menjadi Innovation Hub

09:11:27 | 24 Sep 2013
Ini Strategi Telkomsel Menjadi Innovation Hub
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Telkomsel masih bernafsu mempertahankan pangsa pasarnya di era data.

Hal itu terlihat dari disemburkanya keinginan menjadi innovation hub bagi dunia digital Indonesia di era ultra broadband mendatang. Lantas strategi apa yang tengah disiapkan oleh  anak usaha  Telkom ini?

VP Technology & System Telkomsel Ivan Cahya Permana mengungkapkan, langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan jaringan untuk bisa melayani lonjakan trafik data di era beyond broadband.

“Kami mengarahkan pembangunan BTS semuanya single Radio Access Network (RAN) agar bisa mendukung teknologi 2G, 3G, dan 4G.  Sekarang 70% dari BTS yang ada sudah siap single RAN,” ungkapnya di Jakarta, kemarin.

Sekadar catatan, selama semester I-2013 Telkomsel membangun  7.928 BTS baru dimana 5.395 unit adalah BTS3G.Total BTS on air hingga akhir semester I-2013 sebanyak 62.225 unit.

Telkomsel dialokasikan belanja modal  oleh Telkom pada tahun ini sekitar Rp 10 triliun yang sebagian besar digunakan untuk membangun 15 ribu BTS

Teknologi Netral
Dari sisi teknologi, Telkomsel mulai mengarah pada penerapan teknologi netral di frekuensi 1.800 MHz, 900 MHz, bahkan frekuensi milik Flexi yakni 850 MHz.

“Kalau diijinkan menerapkan teknologi netral di frekuensi 1.800 MHz dan 900 MHz itu akan bisa menghemat belanja modal. Di 900 MHz saja yang selama ini identik untuk 2G, jika bisa dijalankan 3G akan menghemat belanja modal sekitar 30%,” jelasnya.

Diungkapkannya, Telkomsel sudah mengajukan izin untuk menerapkan teknologi netral di 900 MHz ke pemerintah dua bulan lalu agar bisa menerapkan teknologi netral.
 
Sedangkan untuk pemanfaatan teknologi netral di 1.800 MHz sejauh ini diberikan sinyal melakukan uji coba teknologi Long Term Evolution (LTE) di Bali selama pagelaran APEC, Oktober mendatang.

“Kita juga mengajukan penerapan U850 atau 3G di 850 MHz memanfaatkan frekuensi milik TelkomFlexi. Surat sudah dikirimkan ke pemerintah, tetapi belum ada respons,” katanya.

Dijelaskannya, Telkomsel harus memperkuat jaringan data karena sejauh ini sudah ada sekitar 60 juta pengguna jasa tersebut dari 125 juta pengguna. Sedangkan ARPU  untuk jasa data sekitar Rp 50 ribu,” katanya.  

Menurutnya,  inovasi di sisi jaringan harus terus dilakukan karena di masa mendatang aplikasi akan haus bandwidth.

“Frekuensi 3G di 2,1 GHz yang dimiliki sekarang aman melayani data dua hingga tiga tahun mendatang. Karena itu kita harus berfikir mulai menjalankan LTE di 1.800 MHz, setidaknya melayani pelanggan yang membutuhkan dan mampu membayar lebih untuk jasa data,” katanya.

Ekosistem
Sebelumnya, Direktur Planning & Transformation Telkomsel Edward Ying mengungkapkan perseroan tengah mengembangkan ekosistem  kreatif digital di Indonesia (Digital Creative Indonesia) dengan menggandeng sekitar 40 pengembang aplikasi melalui Telkomsel Application Developer (Teman Dev).

"DCI diharapkan mampu menciptakan hubungan harmonis antara Telkomsel, pengembang aplikasi dan produsen telepon seluler di Indonesia, sehingga industri digital kreatif di Indonesia akan lebih dinamis dan menghasilkan lebih banyak lagi inovasi," ujarnya.

Telkomsel  juga memberikan kesempatan kepada para developer lokal untuk menjadi anggota Bandung Digital Valley dan Jogja Digital Valley milik Telkom.
Agar ekosistem terbangun, Telkomsel rela dalam skema kerjasama yang ditawarkan  dengan para pengembang aplikasi revenue sharing  40:60, dimana porsi Telkomsel hanya sekitar 40.

“Kita mau bangun ekosistem, karena itu rela kebagian sedikit,” seloroh Pria yang akrab disapa EY itu.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year