telkomsel halo

FWA Menuju Senja Kala?

09:46:30 | 20 Sep 2013
FWA Menuju Senja Kala?
Ilustrasi (DOK)

JAKARTA (IndoTelko) – Layanan Fixed Wireless Access (FWA) di Indonesia sepertinya menuju senja kala.

Hal ini merujuk kepada performa pemain yang mengantongi lisensi tersebut dari sisi keuangan dan perkembangan dari teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) yang tak begitu lagi berkibar di luar negeri.

Saat ini pemain berbasis CDMA yang mengantongi lisensi FWA adalah  Indosat dengan merek StarOne,  Telkom dengan merek Flexi, PT Mobile-8 Telecom, dan Bakrie Telecom dengan merek Esia. Masing-masing pemain memiliki lebar pita frekuensi 5 MHz dengan pendapatan sekitar Rp 1 triliunan.

FWA adalah lisensi telepon tetap berbasis wireless dengan area layanan tertentu. Bagi banyak kalangan,  lisensi ini seperti melawan teknologi yang diusung karena khitahnya adalah seluler.
 
“Tujuan awalnya FWA memang untuk mengejar ketertinggalan di jumlah telepon tetap. Kalau melihat kondisi sekarang dan masa depan, FWA akan hilang sendiri,” ungkap Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan, kemarin.

Diungkapkannya,  hampir semua operator FWA menghentikan ekspansi jaringannya dan hanya memanfaatkan jaringan yang sudah dibangun.

Sedangkan dari sisi handset, saat ini perangat yang mendukung CDMA mulai tidak banyak. Alhasil pelanggan dari pemain FWA pun stagnan kalau tidak mau dibilang menurun.

”Ada beberapa kajian yang dilakukan untuk penyelamatan  pemain CDMA. Misalnya, konsolidasi di frekuensi 850 MHz untuk menyambut Long Term Evolution (LTE) atau menjalankan extended GSM (E-GSM) bagi yang memiliki GSM seperti Telkom dan Indosat,”ungkapnya.
 
Menurutnya, kendala untuk menjalankan E-GSM benturan dengan aturan  karena frekuensi tak bisa dialihkan. “Hal yang pasti kalau E-GSM jalan harus ada pembayaran Biaya Hak Penggunaan (BHP) dan upfront fee. Dalam revisi undang-undang telekomunikasi kita buka peluang semua model kerjasama pemanfaatan frekuensi ini mulai dari pooling,  sewa-menyewa, dan lainnya. Pokoknya lebih fleksibel,” jelasnya

E-GSM dalam istilah teknis adalah memanfaatkan teknologi GSM di rentang band 900 MHz. Biasanya menambah lebar frekuensi 10 MHz ini memanfaatkan rentang 880 - 890 MHz dan 925 - 935 MHz.

Sebelumnya,  Telkom dikabarkan akan melepas bisnis berbasis teknologi CDMA dalam waktu dua hingga tiga tahun mendatang karena dianggap ekosistem tak berkembang disamping kepemilikan frekuensi yang terbatas.

Saat ini Flexi memiliki 18 juta pelanggan dengan Average Revenue Per User (ARPU) campuran sebesar  Rp 9 ribu. Jika dihitung hanya berdasarkan  ARPU, omzet Flexi selama 2012 diperkirakan   sekitar Rp 1,929 triliun.Namun perhitungan ini tanpa memasukkan omzet biaya bulanan dari pelanggan pasca bayar, inbound internasional roaming, dan interkoneksi.

Saat ini Flexi  memiliki lebar pita sekitar 5 MHz di  850 MHz, ditambah dengan frekuensi milik Telkomsel di 900 MHz maka E-GSM bisa berjalan di  lebar pita sekitar 5 Mhz hingga 7,5 MHz.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year