telkomsel halo

Aplikasi Video di Indonesia Kurang Diminati

11:19:35 | 15 Sep 2013
Aplikasi Video di Indonesia Kurang Diminati
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Aplikasi berbasis video di Indonesia ternyata minim peminat dibandingkan dengan Instant Messaging.

Setidaknya itu tergambar darisurvei Ericsson ConsumerLab Analytical Platform 2013 mengenai penggunaan aplikasi Over The Top (OTT) oleh pengguna telepon seluler pada Maret-April 2013.

Survei dilakukan kepada 2.053 responden di sembilan provinsi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.

Hasil survei menunjukkan penggunaan aplikasi OTT untuk pesan instan, seperti BlackBerry Messenger (BBM), WhatsApp, MSN Messenger, Kakao Talk, Line, dan sebagainya mencapai 56% dari total responden pengguna smartphone.

Sementara secara global, rata-rata mencapai 44%. Untuk pengguna non-smartphone di Indonesia tercatat 11%, sama dengan penggunaan di global.

Sedangkan penggunaan aplikasi  klip video, seperti YouTube dan Netflix, untuk pengguna smartphone Indonesia tercatat 28%, dan untuk pengguna non-smartphone 4%. Di global, untuk pengguna smartphone tercatat 47% dan non-smartphone 9%.

"Layanan video belum berkembang sebab performa jaringan operator di Indonesia memberikan pengalaman yang kurang menyenangkan bagi pelanggan. Di sisi pelanggan, sekali mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan, malas mencoba lagi,” ungkap  Regional Head of Ericsson ConsumerLab Asia Tenggara dan Oseania, Afrizal Abdul Rahim, belum lama ini.

Dari survei tersebut juga terlihat aplikasi  OTT untuk panggilan internet, seperti Viber, Skype, dan Google Talk, untuk pengguna smartphone Indonesia mencapai 5%, dan non-smartphone 1%. Di dunia, untuk pengguna smartphone 22% dan non-smartphone 6%.

Sedangakan panggilan video, seperti Google Talk, Face Time, dan Skype, untuk pengguna smartphone Indonesia tercatat 5% dan untuk non- smartphone 0%. Di dunia, untuk pengguna smartphone 22% dan non-smartphone 6%.

Tak Membebani
Menurutnya secara trafik penggunaan,  aplikasi Instant Messaging  tidak membebani  kapasitas jaringan operator sebesar  aplikasi video.  Namun secara minute per use, trafik pesan instan akan tinggi, sebab rata-rata pengguna smartphone di Indonesia suka melakukan chatting dan membiarkan aplikasi tersebut berjalan online selama 24 jam.

Disarankannya, operator harus mulai memikirkan cara untuk mendapatkan uang lebih besar dari jaringan datanya dengan mengoptimalkan aplikasi video. Pasalnya, diprediksi  layanan video akan memakan 50% trafik internet di Indonesia pada 2018.

“Tren itu ke video di masa mendatang. Operator harus mulai menyiapkan jaringan berkualitas dan mulai mengedukasi pengguna untuk mau membayar lebih mahal agar mendapatkan layanan lebih baik,” jelasnya.  

Dikatakannya, untuk aplikasi  video, model bisnis yang bisa diadopsi adalah   sharing revenue, atau melakukan prioritas bagi pengguna yang membayar paket layanan video.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year