Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) terus menggenjot pendapatan dari akses WiFi yang dimilikinya di sekolah-sekolah yang dikenal dengan program Indonesia Digital School (IndiSchool).
IndiSchool merupakan program Telkom menyediakan akses Internet WiFi yang mudah, murah dan berkecepatan tinggi di sekolah-sekolah. Investasi yang dikeluarkan untuk satu sekolah sekitar Rp 10-Rp 15 juta mengingat ada sekitar tiga hingga lima access point yang dibangun.
Kali ini Telkom meluncurkan Speedy Instan Card (Spin Card) sebagai terobosan untuk masuk ke lingkungan sekolah. Kartu ini memiliki harga nominal Rp 1.000 untuk pemakaian akses WiFi selama 24 jam.
“Strategi pengembangan IndiSchool adalah 3C yakni Connectivity, Content, dan Community. Spin Card ini upaya membuat komunitas IndiSchool bisa mengakses WiFi IndiSchool kian mudah,” jelas Direktur Enterprise Business Service Telkom Muhammad Awaluddin kepada IndoTelko, Minggu (15/9).
Dijelaskannya, Connectivity adalah penggelaran akses wi-fi di 300.000 sekolah pada 2015, yang hingga saat ini sudah mencapai 20.000 sekolah. Content berupa aplikasi-aplikasi yang terkait erat dengan dunia pendidikan.
“Semakin banyaknya Connectivity berupa akses wi-fi di sekolah-sekolah, ditambah dengan content yang menarik, maka pasti akan muncul Community. Community ini akan membutuhkan Spin Card untuk bisa akses WiFi,” jelansya.
Diungkapkannya, dalam tahap awal Telkom menyebar sejuta Spin Card menggandeng Telesindo Shop.“Saat ini kita baru memulai satu Juta unit Spin card dengan Telesindo Shop. Target kami dalam tahun ini bekerjasama dengan 5 Authorized Dealer (AD) nasional, dengan target 5 juta Spin Card IndiSchool pada akhir tahun 2013,” jelasnya.
Menurutnya, penggelaran SPIN-Card ke seluruh sekolah melalui jaringan AD akan sangat efektif. Jaringan AD tersebar luas dan sudah menguasai pasar kartu perdana dan voucher, sehingga kehadiran Spin Card bisa menjadi peluang bisnis baru buat outlet dalam jaringan AD tersebut.“Kami menargetkan pendapatan Rp 5 miliar perbulan dari sistem tersebut,” katanya.
Sekadar catatan, program IndiSchool yang digelar sejak Januari lalu baru menembus omzet Rp 2,1 miliar per bulan di posisi Juli 2013. Telkom sendiri memiliki target pada tahun ini bisa menyebar akses WiFi di 100 ribu sekolah. Sejauh ini realisasi target sekolah yang terpasang baru sekitar 20%.
Awaluddin sendiri memiliki kalkulasi jika IndiSchool menembus 20 ribu sekolah maka pendapatan dari setiap sekolah per bulan adalah Rp 100 ribu. Hal ini berarti dari sisi Average Revenue Per User (ARPU) setara dengan layanan Fixed Broadband Speedy dimana ARPU satu sambungan layanan pasca bayar 384 Kbps adalah Rp 99 ribu.
“Kunci keberhasilan peningkatan ARPU adalah konsisten menjalankan konsep Businees to Business to consumer dan small denomination pricing,” pungkasnya.(id)