Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menggelontorkan dana sekitar Rp 200 miliar guna membangun serat optik sepanjang 400 kilometer di jalur tengah Aceh yang menghubungkan Kabupaten Biruen, Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Tengah, Kab. Gayo Lues dan Kab. Aceh Tenggara selanjutnya menembus ke Kabanjahe, Kab. Karo Sumatera Utara.
“Kami menggelar serat optik untuk menjawab kebutuhan akses telekomunikasi (suara dan data) yang lebih besar,” ungkap VP Public Relations Telkom Arif Prabowo dalam pesan singkatnya ke IndoTelko, kemarin.
Diungkapkannya, guna membangun infrastruktur yang diharapkan selesai pada 2014 ini salah satu mitra yang ditunjuk adalah Huawei.
“Penggelaran serat optik di jalur tengah Aceh juga merupakan program nasional dalam kerangka besar Indonesia Digital Network (IDN) 2015 guna mendukung Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI),” katanya.
IDN merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end to end (user terminal, akses, transport dan service) yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence).
Pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama.
Sekadar diketahui, pengembangan jalur tengah, khususnya kawasan pegunungan di Aceh kini menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi Aceh.
Potensi dan pertumbuhan di kawasan yang membelah ekosistem Leuser itu diharapkan dapat didorong lebih cepat dengan kehadiran infrastruktur ICT yang lebih baik. Saat ini, dengan hanya mengandalkan jaringan tembaga dan radio, maka akses data dari dan ke kawasan itu belum dapat memenuhi ekspektasi masyarakat di sana.
Sekadar catatan, pada tahun ini Telkom banyak memperkuat infrastruktur backbone untuk menyalurkan data. Belum lama ini pembangunan serat optik Sulawesi-Maluku-Papua Cable System (SMPCS) telah dimulai dengan investasi sekitar Rp 1,7 triliun.
Telkom juga tengah menyiapkan tender pembuatan satelit pengganti satelit Telkom-3 yang gagal mencapai orbit pada 2012 lalu. Nilai tender satelit ini diperkirakan sekitar Rp 2,5 triliun.(ct)