telkomsel halo

Rupiah Terdepresiasi, Multipolar Technology Tetap Ekspansi

10:50:18 | 30 Aug 2013
Rupiah Terdepresiasi, Multipolar Technology Tetap Ekspansi
Harijono Suwarno (DOK)
JAKARTA (IndoTelko)  - PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) tetap akan melakukan ekspansi dan optimistis mencapai target pertumbuhan pada tahun ini walau nilai tukar rupiah terdepresiasi terhadap dollar AS.

“Tak ada yang berubah. Kami tetap akan ekspansi, misal untuk pembangunan data center. Sedangkan dari sisi target pertumbuhan, tidak ada yang dikoreksi walau nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar AS,” ungkap Presiden Direktur Multipolar Technology Harijono Suwarno di Jakarta, Kamis (29/8).

Dikatakannya, saat ini perseroan  tengah membangun satu unit data center di wilayah Cikarang, Jawa Barat. Pembangunan proyek ini nantinya akan digunakan untuk menambah kapabilitas perseroan didalam usaha penyediaan data infomasi teknologi. Total investasi yang dibutuhkan ditaksir mencapai US$ 100 juta .

Pembangunan proyek ini nantinya akan dikerjakan selama beberapa tahap, dalam tahap pertama perseroan siap menyuntikkan dana sekitar US$ 20 juta. Pendanaan akan berasal dari kas internal dan pinjaman perbankan.Pada tahun 2014 mendatang, proyek yang berdiri diatas lahan seluas 12 ribu meter persegi ini, ditargetkan dapat mulai beroperasi secara maksimal.

Sebelumnya perseroan telah memiliki data center seluas 500 hingga 600 meter persegi di wilayah Karawaci, Tangerang.  Perseroan pada tahun ini akan tetap berfokus pada segmen perbankan dan telekomunikasi dengan spesifikasi tier 2 dan tier 3. Rencananya untuk menghubungkan data center ini nantinya akan memanfaatkan serat optic milik First Media yang juga bagian dari Lippo Group.

Diungkapkannya, pembangunan data center masih bisa dikebut karena pembelanjaan perangkat yang berkaitan dengan dollar AS belum dilakukan pada tahun ini.
“isinya seperti data center infrastructures, data recovery services atau Dynamic Rotary Uninterruptible Power Supply (DRUPS) belum dibeli tahun ini. Sekarang kan sedang pembangunan fisik dulu. Kalau isi data center, baru itu belanja dollar AS,” jelasnya.

Tak Koreksi
Ditegaskannya, jika melihat kinerja di semester I lalu, maka target pertumbuhan tak perlu dikoreksi.  Perseroan pada tahun ini membidik gross sales tumbuh 10-11%  dengan target penjualan Rp 1,64 triliun,  sedangkan laba bersih di kisaran Rp 50,6 miliar.

Dijelaskannya,  fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tidak berdampak ke perseroan karena transaksi dilakukan dengan dollar AS.
"Kami dibayar sekitar 60-70% dengan dollar AS. Barang-barang modal hampir 90%  dengan dollar AS. Jadi, tidak masalah," katanya.

Namun, lanjutnya, hal yang harus diwaspadai adalah dari sisi perilaku pembelian yang dilakukan konsumen.

"Biasanya kalau sudah krisis, konsumen akan mengurangi pembelian dan memprioritaskan yang penting. Tetapi kami optimistis akan ada peluang dibalik krisis karena jika bicara efisiensi tentu yang dicari solusi Teknologi Informasi," katanya.

Dikatakannya, bagi pelaku usaha yang dibutuhkan adalah kestabilan nilai mata uang bukan berfluktuasi seperti sekarang. "Kalau sudah stabil kan bisa penghitungan ulang. Kita kalau memang dipatok Rp 10.300 per dollar AS pun tidak masalah, ini belajar dari krisis 2008," katanya.

Direktur Keuangan Multipolar Technology Hanny Oen menambahkan target akhir tahun bisa tercapai karena biasanya di semester kedua realisasi pembelian banyak dilakukan pelanggan.

"Belanja modal kita dari Rp 90 miliar   baru terserap Rp 20 miliar.. Itu karena klien belum banyak melakukan pembelian," katanya.
 
Sekadar diketahui, Multipolar Technology memiliki tiga anak usaha yakni PT Visionet Internasional, PT Graha Teknologi Nusantara, dan PT Tecnoves International.Visionet memiliki anak usaha PT Artomoro Prima Internasional yang tengah mengembangkan bisnis mobile payment.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year