telkomsel halo

Demi Ekspansi, Telkom Utang ke JBIC US$ 35 juta

10:29:01 | 22 Aug 2013
Demi Ekspansi, Telkom Utang ke JBIC US$ 35 juta
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana untuk melakukan pinjaman luar negeri dengan senilai US$ 35 juta atau sekitar Rp 375 miliar dari Japan Bank for Internasional Cooperation (JBIC) pada awal September 2013 guna mendukung aksi ekspansi ke pasar internasional.

“Skemanya pinjaman langsung dengan tingkat bunga di kisaran 2,5% - 3,5%,” Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir, kemarin.

Menurutnya, aksi perseroan meminjam dalam bentuk dollar AS di tengah melemahnya rupiah tak akan mempengaruhi struktur keuangan karena saat ini porsi utang valas Telkom hanya 28%  dari total utang yang ada saat ini. Khusus 2013 perseroan tidak memiliki kewajiban membayar utang valas, sehingga depresiasi rupiah tidak terlalu mempengaruhi performa perseroan.

“Kami melakukan kebijakan natural hedging dengan menyiapkan persediaan valas jauh sebelum masa jatuh tempo berlangsung. Kita tidak akan terbebani dengan beban utang valas yang tinggi seperti beberapa perusahaan lain,” jelasnya.

Diungkapkannya,  saat ini kebijakan bunga utang Telkom untuk valas paling tidak sebaiknya di kisaran 2,5%, sedangkan pinjaman domestik ditetapkan sekitar 8%.
Dikatakannya, proses pinjaman nantinya harus mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Berdasarkan info memo laporan keuangan semester pertama 2013 saat ini rasio hutang perseroan terhadap ekuitas masih tergolong rendah.
Hingga bulan Juni 2013, debt to ekuiti ratio (DER) perseroan masih berada di bawah angka 1, yakni 0,72 kali.
Perseroan di semester I-2013 memiliki total utang Rp 16,5 triliun  turun 5,3% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 17,4 triliun.

“Kita sudah siapkan alokasi untuk ekspansi ke Malaysia  sekitar US$ 10 juta sementara di Macau kemungkinan besar di bawah US$ 5 juta,” katanya.

Realistis
Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengungkapkan, untuk 2013 target pendapatan dari bisnis internasional hanya sekitar 2% hingga 4% dari total omzet sebesar Rp 80 triliun.

Bisnis internasional dijalankan melalui anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) dengan target sekitar Rp 1,6 triliun   hingga Rp 3,2 triliun di akhir 2013.
 
Saat ini Telkom telah beroperasi di Singapura, Malaysia, Australia, Timor Leste, dan Hong Kong. Tak lama lagi Telkom akan hadir di Malaysia, Taiwan, dan Macau untuk layanan Mobile Virtual Network Operator (MVNO).

MVNO adalah bentuk kerja sama penyelenggara jasa telekomuniasi bergerak seluler dan terbatas dalam bentuk layanan suara dan data. Dalam menggelar layanannya, penyelenggara MVNO bekerja sama dengan operator telekomunikasi yang memiliki izin alokasi spektrum frekuensi dan lisensi jaringan. Sebab penyelenggara MVNO tidak memiliki izin tersebut.

Investasi untuk bisnis MVNO tak sebesar menggelar jaringan. Investasi dari model bisnis ini tergantung dari berapa jumlah sewa atau pay as you used dari jumlah yang dimiliki Telin Malaysia. Biasanya pola pembagian 60%  untuk mitra yang dipilih dan sisanya ke Telkom.

“Saat ini pelanggan Telkom di luar negeri mencapai 100 ribu pelanggan. Sekitar 60 ribu pelanggan berasal dari Hong Kong dan 40 ribu pelanggan dari Timor Leste. Tahun ini ditargetkan ada sekitar 200 ribu pelanggan di luar negeri,” ungkapnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year