telkomsel halo

Evaluasi Semester I-2013

XL Berusaha Bangkit dari Keterpurukan

3:50:11 | 02 Aug 2013
XL Berusaha Bangkit dari Keterpurukan
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) –  PT XL Axiata Tbk (XL) tengah berusaha bangkit dari keterpurukan kinerja keuangan yang terjadi selama dua kuartal belakangan ini.

Kinerja anak usaha Axiata ini hingga semester pertama 2013 memang belum menggembirakan, tetapi jika melihat perubahan yang terjadi di kuartal kedua, maka sepertinya di bawah komando Presiden Direktur Hasnul Suhaimi, XL tengah berusaha bangkit dari keterpurukan.

Simak data kinerja XL selama semester pertama 2013 yang membukukan pendapatan sebesar  Rp 10,344 triliun atau naik 1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 10,24 triliun.

Pemicu tipisnya pendapatan XL adalah layanan suara hanya mendapatkan omzet sebesar Rp 3,739 triliun atau turun 10% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 4,131 triliun.

Hal yang sama terjadi di layanan SMS yang mendapatkan pendapatan sebesar Rp 2,218 triliun selama semester pertama 2013 atau turun 4% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 2,31 triliun.

Kenaikan terjadi pada pendapatan layana data dan VAS sebesar 16% dimana menjadi Rp 2,04 triliun di semester pertama 2013 dari Rp 1,763 triliun di semester pertama 2012.
 
Hal yang sama terjadi di interkoneksi dan internasional roaming yang mendapatkan pendapatan Rp 1,522 triliun atau naik 45% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,049 triliun.

Sementara dari layanan telekomunikasi lainnya seperti  sewa menara, leased line, dan nasional roaming turum 18% menjadi  Rp 719miliar. Pemicunya disetopnya kerjasama dengan Axis sejak Agustus 2012. Layanan telekomunikasi lainnya ini berkontribusi sekitar 7% bagi total pendapatan.

Sinyal baik
Sinyal baik adalah jika melihat total pendapatan per kuartal  dimana terjadi pertumbuhan sekitar 5% yakni dari Rp 5,022 triliun di kuartal pertama 2013 menjadi Rp 5,269 triliun di kuratla kedua 2013.

Dari sisi pelanggan pun XL mendapatkan tamba pelanggan yang siginfikan dari kuartal pertama ke kedua 2013 dimana dari posisi 49,1 juta pelanggan menjadi 54,1 juta pelanggan atau mendapatkan tambahan sebanyak 5 juta pelanggan dalam tiga bulan.

Sedangkan total pelanggan Data mencapai 32 juta pelanggan atau sekitar 59% dari total pelanggan. Average revenue Per User (ARPU) campuran sebesar Rp 27 ribu atau turun 10% dibandingkan periode sama 2012 sebesar Rp 30 ribu
Ini tentu satu prestasi mengingat selama tiga kuartal XL mengalami kehilangan pelanggan dalam jumlah siginifikan.

“Harapan kami dengan melihat kinerja di semester pertama 2013 dimana ada tambahan pelanggan baru masuk, maka akan mulai menghasilkan di kuartal mendatang,” ungkap Hasnul, kemarin.

Dikatakannya, perseroan  terpaksa menurunkan tarif agar pelanggan baru masuk selama kuartal kedua 2013.

“Pekerjaan rumah kita menjaga kualitas layanan agar pelanggan setia di jaringan. Konsekuensi merayu pelanggan baru ini masuk dengan menurunkan tarif yang ujungnya pendapatan hanya tumbuh tipis di semester pertama 2013,” jelasnya.

Laba Tertekan
Sementara dampak dari kecilnya pertumbuhan pendapatan menjadikan laba bersih selama semester pertama 2013 sebesar Rp 670 miliar  melorot dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,461 triliun.

Terhitung semester pertama 2013 ini, laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) sebesar Rp 4,2 triliun  dengan marjin EBITDA sebesar 40%.
Turunnya EBITDA masih karena dampak dari ekspansi jaringan dan perubahan penagihan SMS. Strategi XL yang mengubah tarif juga memberikan dampak ke marjin EBITDA.

XL telah membelanjakan Rp 4 triliun untuk investasi dalam infrastruktur data selama enam bulan pertama di tahun 2013, yang menggunakan kombinasi dana internal dan hutang.

Hingga semester pertama 2013, XL telah memiliki BTS sebanyak 41.293 BTS, termasuk di antaranya 14.186 Node B.XL telah melakukan modernisasi di jaringan 2G dan 3G di sejumlah area, seperti Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, Bali dan Jabotabek. Selama enam bulan ini, XL telah menyelesaikan modernisasi jaringan pada hampir 4.000 sites di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk kuartal kedua 2013, XL telah menandatangani perjanjian pinjaman baru dalam Dollar dengan Bank Standard Chartered pada Mei 2013 sebesar  50 juta dollar AS. Sementara itu, selama semester pertama 2013 ini juga, jumlah hutang XL meningkat menjadi  17,1 triliun rupiah dari tahun sebelumnya  12,7 triliun rupiah, dan hutang bersih/EBITDA meningkat dari 1.2x menjadi 1.7x.

Selama semester pertama 2013 perseroan melakukan pembayaran utang sebesar  Rp 400 miliar dan US$ 68 juta.
 
Tantangan yang dihadapi XL hingga akhir tahun ini adalah menjaga free cash flow yang terus negatif. Selama semester pertama 2013 free cash flow negatif Rp 832 miliar dari Rp 556 miliar di periode sama tahun lalu.

Melihat kinerja XL hingga semester pertama 2013, Analis dari Bahana Sekuritas Stifanus Sulistiyo memperkirakan, total omzet yang mampu diraih anak usaha Axiata ini hingga akhir tahun nanti sekitar Rp 22,07 triliun dengan laba bersih Rp 2,24 triliun.

Pasalnya, walau XL mengalami pertumbuhan pendapatan jasa data yang tinggi tetapi belum bisa menutup turunnya kinerja dari suara dan SMS. Sementara dari sisi biaya, XL masih akan terpukul di sisi depresiasi karena agresifnya berinvestasi dalam beberapa tahun belakangan.
   
“XL juga harus berhati-hati dengan kembali bermain di tarif murah karena langsung berhadapan dengan Axis dan Tri.Tetapi, strategi menambah pelanggan dengan tarif murah memang harus dilakukan agar dampak perubahan penagihan interkoneksi bisa ditutup,” pungkasnya.(id) 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year