telkomsel halo

Implementasi E-GSM Tak Mudah di Indonesia

13:29:38 | 15 Jul 2013
Implementasi E-GSM Tak Mudah di Indonesia
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Niat operator berbasis  Global System for Mobile (GSM) untuk memanfaatkan frekuensi 850 MHz guna menjalankan Extended Global System for Mobile (E-GSM) diyakini tak akan mudah karena dihambat sejumlah masalah teknis dan regulasi.

“Memang sudah ada dua operator yang mengajukan ingin menjalankan E-GSM. Masalahnya, itu tak mudah kalau melihat kondisi di frekeunsi 850 MHz, “ ungkap Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono, kemarin.

Diungkapkannya, terdapat dua isu yang harus dibereskan jika E-GSM ingin diterapkan oleh dua operator yang mengajukan teknologi tersebut. Kedua operator yang dimaksud adalah Telkomsel dan Indosat.

Pertama, masalah kepemilikan frekuensi. Kedua masalah alokasi blok yang belum semuanya berdampingan di frekuensi itu.

“Bagi Indosat mungkin tak masalah jika bicara alokasi kepemilikan karena bloknya sudah berdampingan dengan GSM miliknya. Begitu juga dari kepemilikan frekuensi yang satu payung Indosat,” katanya.

Namun, tidak demikian bagi Telkomsel. Pasalnya, frekuensi 850 MHz yang akan digunakan adalah milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang selama ini digunakan oleh unit usaha Fixed Wireless Access (FWA) Flexi. Belum lagi posisi blok berjauhan dengan GSM dari Telkomsel sehingga dibutuhkan tata ulang terlebih dulu.

“Kami sendiri mendorong adanya konsolidasi antar sesama pemain Code Division Multiple Access (CDMA) di 850 MHz agar lebih kompetitif menjalankan Long Term Evolution (LTE),” katanya.
 
Sebelumnya, Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mengharapkan teknologi netral bisa diterapkan di frekuensi 850 MHz yang selama ini identik dengan  teknologi CDMA.Jika teknologi netral diterapkan maka pemain GSM seperti Telkomsel dan Indosat bisa menjalankan   E-GSM di 850 MHz.

E-GSM dalam istilah teknis adalah memanfaatkan teknologi GSM di rentang band 900 MHz.Biasanya menambah lebar frekuensi 10 MHz ini memanfaatkan rentang 880 - 890 MHz dan 925 - 935 MHz.

Sekadar diketahui, frekuensi 850 MHz selama ini dikuasai pemain berbasis teknologi CDMA yakni  Indosat dengan merek StarOne, Telkom dengan merek Flexi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) dengan merek Smartffren dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dengan merek Esia.

Dua operator GSM yang kebetulan memiliki afiliasi dengan pemain di 850 MHz yakni Telkomsel dan Indosat mengusulkan dijalankannya E-GSM di 850 MHz. Telkomsel merujuk kepada kepemilikan frekuensi yang dimiliki Flexi, sementara Indosat dengan StarOne.Alasan yang dikemukan adalah teknologi CDMA ekosistemnya tak berkembang dan profitabilitas yang dihasilkan tak menjanjikan.(ct)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year