telkomsel halo

Wow, 50 juta SIM Card Terbuang Percuma Setiap Tahun

11:09:01 | 27 Jun 2013
Wow, 50 juta SIM Card Terbuang Percuma Setiap Tahun
Hasnul Suhaimi
JAKARTA (IndoTelko) – Kerasnya persaingan di industri telekomunikasi  Indonesia ternyata memberikan dampak  negatif dari sisi efisiensi dan keuangan.

Tak percaya? Simak pernyataan dari Presiden Direktur XL Axiata Hasnul Suhaimi  kala menjadi pembicara di IndoTelko Forum belum lama ini.

“Ada 50 juta sim card terbuang percuma setiap tahunnya. Itu artinya kita buang duit sekitar Rp 3 triliun   setiap tahun atau Rp  250 miliar per bulan. Ini kerugian karena buang-buang energi demi kompetisi yang tak sehat,” jelasnya.

Pasalnya, Indonesia memiliki tingkat pindah layanan (churn rate) lumayan tinggi setiap bulan yakni  di angka 20%. Padahal, di luar negeri di angka 18 persen setiap tahun.

Menurutnya, kondisi yang ada itu juga tak menggembirakan bagi para distributor karena terus dibebani oleh operator dengan target mencari pelanggan aktif. “Tak ada yang gembira dengan kondisi sekarang, bahkan  produsen Sim Card sekalipun karena dipaksa memberikan harga murah,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) yang juga Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga di Jakarta menambahkan,  perang tarif yang terjadi belakangan ini menjadikan Indonesia sebagai penyedia layanan  termurah di regional kepada penggunanya. Alhasil, tidak semua operator mendapat keuntungan sebagaimana diharapkan.

"EBITDA margin operator bergerak dari titik positif hingga negatif. Ada yang positif 56% hingga ada yang minus 50%," jelas Pria yang akrab disapa AJS ini.
 
Salah Strategi
Lebih lanjut Hasnul mengungkapkan, kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia tak bisa juga dilepaskan dari kesalahan memandang jasa data di  masa lalu. “Dulu data ini dipandang sebagai bagian dari Value Added Services (VAS). Kita banyak fokus di suara dan SMS. Alhasil kita korbankan future growth demi current growth,” ungkapnya.

Diungkapkannya, saat ini tarif suara dan SMS Indonesia sudah yang termurah di regional, bahkan untuk data juga sepertiga dari negara tersebut. “Alhasil operator mengalami efek gunting dimana trafik dan investasi naik, pendapatan tidak  mengangkat menjadi keuntungan,” katanya.

Menurutnya,  jika berbicara jasa suara, margin yang diterima operator maasih di kisaran 10%,  SMS sebesar 33%. Namun kala berbicara data, setiap megabyte yang dilepas operator mengalami kerugian 5%. “Ini harus menjadi pekerjaan rumah bersama. Terutama bagaimana menekan investasi di data, agar efek gunting di data itu tak memakan operator,” tandasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year