telkomsel halo

Konsolidasi Tidak Menjamin Pangsa Pasar Membesar

14:20:25 | 24 Jun 2013
Konsolidasi Tidak Menjamin Pangsa Pasar Membesar
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Konsolidasi yang dilakukan operator telekomunikasi tak menjamin pangsa  pasar yang dimilikinya otomatis membesar karena tingginya penggunaan multiple sim card di Indonesia.

“Tak ada jaminan jika dua operator melakukan konsolidasi pangsa pasarnya langsung naik. Bisa-bisa justru menurun di salah satunya karena fenomena multiple sim card di Indonesia,”ungkap Presiden Director & CEO Indosat Alexander Rusli di Jakarta, belum lama ini.

Dijelaskannya, multiple sim card adalah fenomena di mana satu orang menggunakan lebih dari satu kartu. Indonesia berdasarkan survei rata-rata angka multiple sim card adalah dua alias satu orang memegang dua nomor.

“Kalau dipukul rata ada dua nomor. Tetapi kelas menegah justru bisa sampai empat karena ada yang khusus untuk data atau suara,” jelasnya.

Menurutnya, dengan ada fenomena multiple sim card itu menjadikan ketika dua operator melakukan konsolidasi, bisa saja pelanggan yang selama ini menggunakan jasa keduanya menjadi harus dimatikan salah satunya.

“Tidak bisa dong dalam proses pencatatn itu keduanya tercatat sebagai pelanggan yang sama kalau sudah konsolidasi,” jelasnya.
Lebih lanjut Alex melihat wacana konsolidasi marak beredar karena operator mulai berhitung di masa depan terkait nasib sumber daya alam terbatas yang dimilikinya.

“Kalau dilihat sekarang itu konsolidasi lebih kepada memperkuat frekuensi yang dimiliki. Wacana ini yang digulirkan oleh pemain CDMA di 850 MHz demi menggelar Long Term Evolution (LTE). Namun, hingga sekarang jalan di tempat karena itu tidak mudah realisasinya,” katanya.

Dipangkas
Secara terpisah, Anggota  Komisi I DPR RI Tantowi Yahya menilai jumlah operator telekomunikasi di Indonesia sudah terlalu banyak sehingga perlu melakukan konsolidasi.

“Sisi positif pemain banyak ini berhasil menurunkan tarif karena ketatnya persaingan, di sisi lain imbasnya kualitas jaringan yang diterima pelanggan jadi menurun. Saya melihat jumlah operator di Indonesia terlalu banyak. Di luar negeri cuma tiga, maksimal empat operator,” katanya.

Menurutnya, dengan adanya 10 operator telekomunikasi yang beroperasi di Indonesia, perlu penyederhanaan dalam rangka efisiensi penggunaan frekuensi dengan meminta yang kecil bergabung dengan yang besar alias merger.

"Tentu saja dengan mematuhi segala peraturan perundang-undangan yang ada. Dengan semakin sedikit jumlah operator, saya yakin kualitas jaringan akan membaik," katanya.

Seperti diketahui, Indonesia tengah mengalami kekurangan sumber daya frekuensi. Contoh nyatanya dalam penyelenggaraan layanan pita lebar seluler 3G dan sebentar lagi 4G berbasis LTE.

Kekurangan sumber daya alam  yang memadai untuk frekuensi ini pada akhirnya membuat operator yang ingin menggelar ekspansi jaringan jadi terhambat. Untuk penataan ulang pita 3G saja sangat sulit dilakukan, apalagi untuk sumber daya frekuensi baru.

Alhasil, wacana untuk merger, akuisisi, hingga konsolidasi mulai menjadi topik hangat di industri telekomunikasi. Selain itu, wacana network sharing juga akan menjadi pembahasan yang cukup menarik.

Konsep network sharing alias berbagi jaringan belakangan diapungkan oleh beberapa pemain sebagai solusi untuk menekan investasi mengingat jasa data belum memberikan margin positif.

Secara teori, network sharing terdiri atas berbagi infrastruktur pasif seperti menara dan infrastruktur aktif seperti radio atau serat optik. Sederhananya, di tataran active network adalah berbagi mulai dari level last mile (akses ke pelanggan), backhaul, hingga backbone.

Kementerian Komunikasi dan Informatika kabarnya tengah menggodok  aturan terkait network sharing   dan diharapkan keluar pada akhir tahun 2013 ini. Sementara Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) masih melakukan kajian akademis terkait konsep berbagi jaringan tersebut.  

Topik mengenai hal ini juga akan dibahas Indotelko Forum dalam diskusi interaktif bersama Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan, Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Alex Janangkih Sinaga, serta seluruh CEO dan direksi operator seperti Presiden Director & CEO Indosat Alexander Rusli, Presiden Director & CEO XL Axiata Hasnul Suhaimi, dan Director & Chief Marketing Officer Bakrie Telecom Eka Anwar.

Acara dengan tema dengan tema 'Spirit Berbagi & Mencari Keadilan di Industri' ini  akan diselenggarakan  di Balai Kartini Jakarta pukul 9.00 pagi, Selasa 25 Juni 2013.

Silakan email ke indotelko@gmail.com untuk booking seat, first come first serve, dan mendapatkan konfirmasi registrasi.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year