Arief Yahya (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) sepertinya masih galau dalam proses pelepasan saham anak usaha di bisnis penyedia menara, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), walau dipastikan aksi korporasi itu terjadi tahun ini.
“Anak usaha yang paling mungkin dilepas menyusul TelkomVision adalah Mitratel. Momentumnya tahun ini karena penterasi menara itu sudah 100%,” ungkap Direktur Utama Telkom Arief Yahya, kemarin.
Dijelaskannya, langkah pelepasan saham di Mitratel sebagai bagian dari strategi Telkom menata portofolio di bisnis infratstruktur. “Kita sudah buat Telkom Access untuk bermain di pembangunan jaringa, Managed Services jaringan dan menara dikelola Mitratel. Nanti, kita spin off dulu semua, baru dicarikan mitra untuk anak usaha ini,” jelasnya.
Menurutnya, aksi melepas kepemilikan mayoritas di Mitratel hal yang sudah sesuai dengan regulsi Menara Bersama dari Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dimana pada 2015 tidak boleh ada unsur kepemilikan asing dan menara harus digunakan bersama.
“Tower itu naturally bisnisnya adalah wholesale dimana kapasitasnya disewakan. Jadi, masalah lepas atau tidak, sesuai regulasi ini harus dijalankan. Di seluruh dunia, agar perusahaan penyedia menara itu bernilai tinggi dia harus independen dalam hal ini tak terafiliasi dengan satu operator atau tercatat di bursa saham,” jelasnya.
Dikatakannya, dalam memilih mitra untuk Mitratel nanti akan dicari investor yang memberikan value paling tinggi dengan memberikan kepastian dalam berusaha. Begitu juga dalam eksekusi, entah itu penawaran saham perdana atau memilih investor strategis.
”Perusahaan yang menyatakan minat ke Mitratel itu semua tercatat di bursa. Lihat saja yang tercatat di bursa siapa. Sampai saat ini belum ada keputusan,” katanya.
Saat ini terdapat lima perusahaan menara telekomunikasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), antara lain PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST), PT Centrin Online Tbk (CENT), dan PT Solusi Tunas Prama Tbk (SUPR).
Sekadar catatan, Mitratel memiliki aset tiga ribu menara dengan valuasi sekitar Rp 3 triliun.Pada 2012, Mitratel memiliki pendapatan sebesar Rp 1,6 triliun serta mencatat laba bersih sebesar Rp 305,007 miliar.(ct)