telkomsel halo

Messaging Indonesia Sekadar Wacana?

8:04:58 | 09 Jun 2013
Messaging Indonesia Sekadar Wacana?
Ilustrasi
JAKARTA (IndoTelko) – Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) bersama tiga operator besar dikabarkan tengah menggodok hadirnya layanan Messagiing Indonesia guna mengurangi ketergantungan terhadap aplikasi Instant Messaging buatan luar negeri.

Ketiga operator yang diajak berdiskusi adalah Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.

Messaging Indonesia ini adalah aplikasi Instant Messaging yang bisa memiliki interperobilitas antar operator layaknya yang dimiliki BlackBerry Messenger.
Bedanya, layanan ini dengan aplikasi buatan lokal seperti Nexian Messenger, Manga, atau, Esia Messenger adalah aplikasi ini bisa berkirim file dan berinterkoneksi walau pengguna berasal dari beda operator.

“Ide awalnya adalah kerangka besar menghimbau operator untuk menyiapkan diri menghadapi serbuan pemain Over The Top (OTT) dari  luar negeri. Di Singapura, Starhub dan Singapore Telecom (SingTel) melakukan itu.  Untuk tahap pertama yang paling mudah dilakukan adalah membuat tandingan instant messaging  dalam negeri yakni Messaging Indonesia itu,” ungkap Anggota Komite BRTI M.Ridwan Effendi kepada IndoTelko belum lama ini.

Menurutnya, jika Messaging Indonesia terwujud, operator akan diuntungkan karena routing  berada di dalam negeri, sehingga biaya yang dikeluarkan tak besar. Bagi masyarakat pengguna juga ada pilihan selain menggunakan instant messaging buatan luar negeri

Pasar Besar
Regulator bersama operator di Indonesia wajar saja mulai ketar-ketir melihat aksi aplikasi chatting mobile lintas sistem operasi (OS) milik pemain Over The Top (OTT) asing di Indonesia.

Simak data dari LINE.Per Mei 2013, pengguna LINE di Indonesia mencapai 23 juta pengguna, dari 160 juta pengguna di seluruh dunia. LINE merupakan merek chat dari LINE PLUS Corporation, anak usaha dari joint venture NHN Corporation dan NHN Japan.

Indonesia tumbuh bersama Jepang, Taiwan, Thailand, dan Spanyol. Oleh karena itu, LINE pada tahun ini fokus ke pasar Indonesia.  Semula LINE menargetkan 10 juta pengguna di Indonesia hingga akhir tahun. Namun, hingga Mei tahun ini jumlah unduhan LINE di Indonesia mencapai 23 juta.

Pendatang baru seperti  WeChat dari China, mempunyai 3 ribu pengguna di Indonesia hingga akhir tahun lalu, sejak diperkenalkan November 2012. Pada Maret 2013, jumlah pengguna WeChat di Indonesia diklaim mencapai 30% dari total pengguna smartphone di Indonesia.

WeChat diperkenalkan di pasar dunia pada Januari 2011, dengan jumlah pengguna 50 juta dan 300 juta unduhan. Di Indonesia, WeChat masuk melalui PT MNC Tencent, yakni perusahaan joint venture antara Tencent Holdings Limited dari China, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) atau MNC Group, dan Hillhouse Capital Management Ltd dari China.

Ego
Ditengah kepungan pemain asing, ide Messaging Indonesia tentu hal yang positif. Tetapi, untuk menelurkan layanan ini ternyata tidak mudah.
Masalah ego menjadi kendala besar disamping model bisnis.Pasalnya, di tengah diskusi ingin menelurkan Messaging Indonesia, Telkomsel malah melepas Cweeta.

Aplikasi ini menghadirkan  layanan social media berbasiskan teks yang  memungkinkan penggunanya untuk saling mengirimkan pesan instan dan bersosialisasi dengan merek dagang Cweeta.

Keluarnya Cweeta menghembuskan kabar tak sedap tentang nasib ide messaging Indonesia yang bisa layu sebelum berkembang karena Telkomsel melaju dengan aplikasi besutan sendiri.

“Masih lanjut terus diskusinya. Dari operator kan diminta untuk menyiapkan semua dokumen dan pembahasan model bisnis, setelah itu direview dan disetujui oleh BRTI. Jadi, lumayan panjang dan alot jalan menuju Messaging Indonesia,” ungkap GM Content and Application XL, Revie Sylviana Andriani Dewi.

Diungkapkannya, tantangan untuk melahirkan messaging Indonesia adalah menyatukan konsep yang dimiliki masing-masing pemain.

“BRTI sangat berperan mendukung lahirnya messaging Indonesia jika bisa melahirkan aturan yang jelas. Selain itu masing-masing pemain harus ada komitmen bersama membesarkan aplikasi ini, misal zero rating untuk akses datanya agar komunitas terbentuk. Jika tidak ada komitmen bersama, messaging Indonesia akan menjadi etalase saja,” katanya.

Director & Chief Commercial Officer Indosat, Erik Meijer mengatakan walau masing-masing operator mengembangkan instant messaging, tak akan berhasil tanpa  mengadopsi cross-operator dan cross-platform.

“Tidak akan besar kalau dikunci untuk satu operator. Konsep telekomunikasi itu kan interkoneksi alias keterhubungan.  Lihat saja apa yang terjadi dengan layanan SMS dulu setelah dibuka cross-operator. Saya yakin filosofi ini dimengerti semua operator,” tegasnya.

Saling terhubung dan menekan ego. Inilah kunci keberhasilan hadirnya Messaging Indonesia jika memang direncanakan hadir pada akhir tahun ini.BRTI sebagai fasilitator diharapkan menjadi penyeimbang atas semua kepentingan pelaku usaha.Semoga(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year