telkomsel halo

Pemerintah Hitung Ulang Biaya Interkoneksi

15:41:54 | 04 Jun 2013
Pemerintah Hitung Ulang Biaya Interkoneksi
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Pemerintah mulai menghitung ulang biaya interkoneksi guna menjaga kesehatan kompetisi di industri telekomunikasi.

“Senin (3/6) baru di kick off meeting-nya.  Kita harapkan hitung ulang akan selesai pada Desember 2013 ini,” ungkap Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) M Ridwan Effendi kepada IndoTelko, Selasa (4/6).   

Biaya interkoneksi adalah biaya yang harus dibayar oleh suatu operator kepada operator lain yang menjadi tujuan panggilan. Tarif interkoneksi merupakan salah satu komponen yang vital dalam penghitungan biaya sambungan jika  menelpon lintas operator.

Selain interkoneksi, pengguna juga dibebankan biaya lain untuk tarif retail semisal untuk biaya aktivitas bisnis operator dan margin keuntungan.

Hitung ulang biaya interkoneksi yang fenomenal pada 2009 dimana terjadi penurunan sekitar 20%-40% ke tarif ritel. Sementara  untuk hitung ulang pada 2011 tidak  memberikan dampak signifikan ke  tarif ritel   karena hanya terjadi penurunan sekitar 6%.

Pada 2011, pemerintah dibantu oleh konsultan Tritech untuk perhitungan. Untuk hitung ulang terbaru, konsultan ini tetap dipakai jasanya. Sementara pada 2009 menggunakan jasa Ovum.

Ridwan mengingatkan, tidak selamanya hitung ulang biaya interkoneksi bisa berujung pada penurunan tarif. “Perlu diperhatikan bahwa tarif interkoneksi bisa turun, bisa saja naik, tergantung jumlah capex yang dikeluarkan operator. Soalnya niaya elemen jaringan  bisa saja naik,” jelasnya.

Diungkapkannya, saat ini untuk basis perhitungan belum ditentukan operator yang menjadi acuan.   

“Nanti BRTI akan membahas di pleno, mana operator yang disebut dominan berdasarkan PM 8 Tahun 2006. Kalau memakai pendekatan sumetris, maka hanya akan diambil 1 operator fixed dan 1 operator mobile. Kalau mau memakai model asimetris, semua operator dihitung,” jelasnya.

Sekadar catatan, pada 2011 operator yang menjadi basis perhitungan adalah Telkom dan Indosat. Sementara di seluler sekarang posisi Indosat jika dilihat dari infrastruktur BTS sudah disalip oleh XL, walau dari sisi pelanggan Indosat berada di nomor dua setelah Telkomsel.

Saat ini tarif dasar interkoneksi percakapan Rp 251 per menit dan. Sementara tarif dasar layanan SMS Rp 23 per SMS.

Hingga triwulan pertama 2013 di Telkom pendapatan interkoneksi naik 30,7% menjadi Rp 1,14 triliun dari kuartal I 2012. Sementara beban interkoneksi naik 18% menjadi Rp 1,18 triliun. Artinya, Telkom mencatat pendapatan interkoneksi negatif sebesar Rp 30 miliar.

Sementara XL Axiata mencatat kenaikan pemasukan interkoneksi 75,8% menjadi Rp 749 miliar. Namun beban interkoneksinya juga naik 74,8% menjadi Rp 942 miliar. Dengan demikian perseroan juga mencatat pendapatan interkoneksi negatif sebesar Rp 193 miliar,  naik 70,8% dari Rp 113 miliar di kuartal I 2012.

Telkom tampak dominan apabila dilihat dari kenaikan pemasukan  interkoneksinya yang sebesar 30,7%. Ini menunjukkan panggilan masuk ke jaringan Telkom dari jaringan luar meningkat lebih tinggi dibandingkan panggilan keluar.
 
Menguatnya jumlah panggilan masuk ke Telkom disebabkan kuatnya dominasi Telkom di segmen layanan telekomunikasi seluler. Di segmen seluler, total pelanggan seluler Telkom melalui anak usaha  Telkomsel mencapai 120 juta pengguna per kuartal I 2013, jauh di atas pelanggan XL Axiata yang 49,1 juta pengguna.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year