telkomsel halo

Telkom Masih Optimistis Masuk Pasar Arab Saudi

10:56:38 | 04 Jun 2013
Telkom Masih Optimistis Masuk Pasar Arab Saudi
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko)  - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) masih optimistis masuk ke pasar Arab Saudi guna melayani Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal atau berkunjung di sana.

“Kami akan tiru cara operator Globe dari Filipina masuk ke Arab Saudi.Kita akan masuk melalui kerjasama dengan operator lokal. Cara ini juga ditempuh oleh beberapa negara yang memiliki cakupan komunikasi yang besar di Arab Saudi,” ungkap Operation Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo di Jakarta, kemarin.

Diungkapkannya, saat ini Telkom sedang berdiskusi dengan beberapa operator yang nantinya akan digandeng untuk bekerjasama dalam menyediakan layanan komunikasi di Arab Saudi. "Kami berharap, Telkom dapat mulai beroperasi sebelum akhir tahun 2013,” ungkap Arif.

Menurutnya, peluang terbuka untuk Telkom masuk ke Arab Saudi setelah membatalkan ikut tender  Mobile Virtual Network Operator (MVNO)  melalui pendekatan business to business, seperti melalui kerjasama Co-Branding dengan operator seluler di Arab Saudi.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengungkapkan model bisnis MVNO akan diadopsi sesuai strategi  business follows the people dalam melakukan ekspansi ke luar negeri."Kita lihat di mana masyarakat Indonesia itu berada. Sedangkan business follows the money, kita lihat negara yang memiliki potensi pasar tinggi. Misalnya dari sisi  gross domestic product,” ungkap Arief Yahya.

Menurut Arief,  Arab Saudi salah satu negara yang dibidik karena  terdapat 1 juta warga negara Indonesia di sana.Strategi business follows the people tepat dilakukan. "Dimasa depan, strategi ini akan dilakukan juga di sejumlah negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Macau, Taiwan, dan beberapa negera lain dengan karakteristik sejenis," katanya.

Sekadar catatan, tahun ini Telkom membidik 10 negara untuk ekspansi yakni Timor Leste, Malaysia, Australia, HongKong, Singapura, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Arab Saudi,  dan  Myanmar.

Telkom membatalkan ikut tender lisensi MVNO di Arab Saudi setelah melihat syarat yang diberikan terlalu berat dan sulit dipenuhi perseroan.

Syarat yang dinilai berat itu adalah kewajiban operasi MVNO di seluruh wilayah Arab Saudi, termasuk memiliki pusat layanan di area-area tersebut, layanan MVNO yang tidak diperbolehkan untuk etnis atau warga tertentu, biaya investasi dan operasional MVNO hingga ketidakpastian keberlangsungan layanan MVNO di Arab Saudi yang masih beresiko tinggi untuk direalisasikan.

Sedangkan jika melihat dokumen tender di situs Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi atau The Communications and Information Technology Commission (CITC) selain membanderol satu lisensi MVNO senilai US$ 1,33 juta atau setara  Rp 13,039 miliar    terdapat persyaratan teknis yang susah dipenuhi Telkom.

Persyaratan teknis itu adalah menjalankan bisnis MVNO di dua negara selain negara asal. Berikutnya, memiliki 500 ribu pelanggan MVNO dan total pendapatan kotor tahunan dari semua bisnis MVNO yang selama lima tahun terakhir minimal 250 juta Riyal Arab Saudi atau sekitar  653 miliar rupiah di salah satu dari 3 tahun terakhir.

Telkom sendiri  baru masuk dalam bisnis MVNO pada Oktober 2012 lalu di  Hong Kong bekerjasama dengan Hong Kong CSL Limited. Dalam waktu dua bulan produk kartu AS 2 in 1 di Hong Kong memiliki sekitar 24 ribu pelanggan dan ditargetkan meraih 100 ribu pelanggan di akhir tahun ini.
 
Pada 11 Mei lalu melalui CITC mengumumkan lima kandidat yang lolos untuk merebut lisensi MVNO yakni konsorsium yakni Axiom Mobile,  Virgin Mobile Saudi Consortium, Jawraa Consortium Lebara, FastNet Consortium, dan  Safari Consortium.

Suruh Belajar
Pada kesempatan lain, Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta  manajemen  Telkom   terus mempelajari teknis dalam pelaksanaan tender internasional agar tidak kembali mengalami kesulitan dalam menembus pasar global.

"Telkom belum punya pengalaman internasional, tentu kalau ada hambatan wajar karena yang disyaratkan dalam tender internasional sangat ketat," kata Dahlan.

Menurut Dahlan,  ekspansi ke luar negeri merupakan suatu pelajaran bagi perusahaan manapun. "Jangankan Telkom, perusahaan besar sekaliber Exxon, Siemens, BP (British Petroleum) saja sering kalah tender," ujarnya.

Dikatakannya, Telkom  baru kalah dua kali jadi belum sebanding dengan pengusaha yang mengalami kegagalan dalam menjalankan ekspansi yang beribu kali.

Untuk diketahui,Telkom beberapa waktu lalu juga gagal masuk ke short list bidder di tender lisensi seluler Myanmar karena tak memenuhi syarat teknis.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year