telkomsel halo

Syarat Lisensi MVNO di Arab Saudi Bikin Telkom `Keder`

12:26:01 | 03 Jun 2013
Syarat Lisensi MVNO di Arab Saudi Bikin Telkom
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akhirnya bersuara terkait isu kegagalannya masuk pasar seluler Arab Saudi dengan pola Mobile Virtual Network operator (MVNO).

“Pada awalnya Telkom memang berencana untuk masuk menjadi penyelenggara MVNO di Arab Saudi. Namun setelah dilakukan kajian lebih mendalam, kami memutuskan untuk menggunakan alternatif lain guna melayani WNI yang ada di sana melalui pendekatan business to business, seperti melalui kerjasama Co-Branding dengan operator seluler di Arab Saudi,” jelas  Operation Vice President Public Relations Telkom Arif Prabowo dalam rilisnya, Senin (3/6).

Diungkapkannya, ada beberapa pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan Telkom untuk tidak mengikuti tender lisensi MVNO di Arab Saudi.

Pertama,   kewajiban operasi MVNO di seluruh wilayah Arab Saudi, termasuk memiliki pusat layanan di area-area tersebut. Kedua,  layanan MVNO yang tidak diperbolehkan untuk etnis atau warga tertentu. Ketiga,  biaya investasi dan operasional MVNO hingga ketidakpastian keberlangsungan layanan MVNO di Arab Saudi yang masih beresiko tinggi untuk direalisasikan.
 
“Ada beberapa aspek untuk bisnis MVNO di Arab Saudi yang kami lihat kurang sesuai dengan rencana Telkom yang akan memfokuskan layanan komunikasi kepada WNI yang menetap di Arab Saudi,” tambah Arif.

Terganjal Teknis
Jika melihat dokumen tender di situs Komisi Komunikasi dan Informasi Teknologi Arab Saudi atau The Communications and Information Technology Commission (CITC) selain membanderol satu lisensi MVNO senilai US$ 1,33 juta atau setara Rp 13,039 miliar, terdapat persyaratan teknis yang susah dipenuhi Telkom.

Persyaratan teknis itu adalah menjalankan bisnis MVNO di dua negara selain negara asal. Berikutnya, memiliki 500 ribu pelanggan MVNO dan total pendapatan kotor tahunan dari semua bisnis MVNO yang selama lima tahun terakhir minimal 250 juta Riyal Arab Saudi atau sekitar Rp 653 miliar di salah satu dari 3 tahun terakhir.

Syarat lainnya yang juga dianggap penting oleh Arab Saudi adalah bukti kontribusi menguntungkan dibuat untuk pasar telekomunikasi di setiap pasar luar negeri.

Pada 11 Mei lalu melalui CITC mengumumkan lima kandidat yang lolos untuk merebut lisensi MVNO yakni konsorsium yakni Axiom Mobile,  Virgin Mobile Saudi Consortium, Jawraa Consortium Lebara, FastNet Consortium, dan  Safari Consortium.

Baru
Sekadar catatan, Telkom baru masuk dalam bisnis MVNO pada Oktober 2012 lalu di  Hong Kong bekerjasama dengan Hong Kong CSL Limited. Dalam waktu dua bulan produk kartu AS 2 in 1 di Hong Kong memiliki sekitar 24 ribu pelanggan dan ditargetkan meraih 100 ribu pelanggan di akhir tahun ini.

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengungkapkan model bisnis MVNO akan diadopsi untuk mendukung ekspansi ke Malaysia, Arab Saudi, Macau, Taiwan.

“Untuk business follows the people, kita lihat di mana masyarakat Indonesia itu berada. Sedangkan business follows the money, kita lihat negara yang memiliki potensi pasar tinggi. Misalnya dari sisi  gross domestic product,” ungkap Arief Yahya.

Pria yang akrab disapa AY ini menjelaskan Arab Saudi salah satu negara yang dibidik karena  terdapat 1 juta warga negara Indonesia di sana.
Menurutnya, strategi business follows the people tepat dilakukan. Dimasa depan, strategi ini akan dilakukan juga di sejumlah negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Macau, Taiwan, dan beberapa negera lain dengan karakteristik sejenis.

Tahun ini Telkom membidik 10 negara untuk ekspansi yakni Timor Leste, Malaysia, Australia, HongKong, Singapura, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Arab Saudi,  dan  Myanmar.

Di Myanmar Telkom gagal mendapatkan lisensi seluler dan banting setir akan menggarap pasar Teknologi Informasi.Kegagalan di Myanmar karena Telkom tersandung di persyaratan harus memiliki pengalaman pernah bermain dua tahun di pasar luar negeri dan mengelola satu juta pelanggan.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year