telkomsel halo

Terracotta Ramaikan Pasar Solusi TI Indonesia

15:54:10 | 24 May 2013
Terracotta Ramaikan Pasar Solusi TI Indonesia
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Perusahaan solusi data asal Jerman, Terracotta Inc, ikut meramaikan pasar solusi teknologi informasi (TI)  Indonesia mulai kuartal  II tahun ini.

“Kami ingin memperluas pasar di Asia, khususnya Asia Pasifik dan Jepang. Di Asia Pasifik dan Jepang kita akan beroperasi di 13 negara,” ungkap Vice President Asia Pacific and Japan Terracotta Inc Graham McColough di Jakarta, kemarin.

Diungkapkannya, di Indonesia perseroan  akan menggarap segmen   telekomunikasi, perbankan, ritel, dan perusahaan berbasis online serta  e-commerce.
 
Andalan dari Terracotta adalah  solusi big data berupa software as a service BigMemory dan platform as a service In-Genius.  

BigMemory merupakan analytics software yang dapat menampung hingga puluhan juta pelanggan atau hingga kapasitas 100 Terabyte (TB). Sementara In-Genius akan dipasarkan secara global pada Juni 2013.

Kelebihan produk Terracotta, yakni pengguna solusi tinggal menambahkannya ke sistem, tanpa perlu mengganti hardware dan software exisiting. Dengan demikian harga jual Terracotta diklaim lebih kompetitif,  dibandingkan belanja perusahaan untuk membeli hardware dan solusi baru.

Beberapa pengguna solusi BigMemory, antara lain perusahaan gaming online global Bwin, Party Digital Entertainment dan operator telekomunikasi, Korea Telecom.

Big data sendiri  merupakan naiknya volume, kecepatan serta variasi data secara signifikan akibat naiknya adopsi internet, atau disebut ledakan data. Tren ini membutuhkan jaringan dan akses yang memadai, atau bandwidth internet yang besar baik secara fixed maupun mobile.

“Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang kami tuju, kita harapkan ada 10 mitra pada Juli nanti,” katanya.

Menurutnya,  pasar Indonesia potensial untuk Terracotta, sebab industri telekomunikasi dan perbankan maju pesat. Sementara industri perdagangan (ritel) dan perdagangan online juga terus bertumbuh.“Kami sasar perusahaan yangyang membutuhkan analisis data pelanggan secara cepat dan akurat,” jelasnya.

Secara terpisah, pendiri Indonesian Cloud  Forum Teguh Prasetya mengatakan, adopsi cloud computing di Indonesia masih dalam tahap Infrastructure as a Services (IaaS) belum pada Software As a Services (SaaS).

"Bicara SaaS itu tiga tahun lagi. Kita edukasi cloud computing saja butuh waktu tiga tahun dan sekarang baru thap  virtualisasi. Selagi masalah konektifitas belum dibereskan, adopsi cloud masih tersendat di Indonesia," jelasnya.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year