telkomsel halo

Software Berlisensi Berikan Nilai Tambah Ekonomi US$ 339 juta

14:11:42 | 21 May 2013
Software Berlisensi Berikan Nilai Tambah Ekonomi US$ 339 juta
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Studi yang dilakukan  BSA (The Software Alliance) dan INSEAD  menemukan bahwa kenaikan penggunaan perangkat lunak berlisensi akan memberikan dampak yang lebih baik bagi perekonomian Indonesia.
 
Dalam rilisnya BSA mengungkapkan, kenaikan 1% pengunaan perangkat lunak berlisensi akan menghasilkan produksi nasional sebesar US$593 juta, dibandingkan US$254 juta dari kenaikan yang sama untuk penggunaan perangkat lunak bajakan. Dengan demikian perangkat lunak berlisensi memberikan tambahan nilai ekonomi sebesar US$339 juta.

Competitive Advantage: The Economic Impact of Properly Licensed Software adalah sebuah studi yang inovatif yang mengumpulkan data dari 95 perekonomian dimana 15 diantaranya dari Asia Pasifik untuk mendemonstrasikan manfaat bagi perekonomian nasional dari pengunaan perangkat lunak berlisensi sepenuhnya.

Studi ini mengkonfirmasi bahwa kenaikan pengunaan perangkat lunak berlisensi berkaitan dengan pendapatan positif pada Produk Domestik Bruto (PDB), dan efek stimulus ekonomi dari perangkat lunak berlisensi sangat signifikan dibandingkan dengan perangkat lunak bajakan.

"Menggunakan perangkat lunak berlisensi mengurangi resiko dan menciptakan efisiensi operasional yang mendasar dan dapat langsung dirasakan bagi perusahaan,” kata Senior Direktur Marketing, BSA Asia Pasifik Roland Chan.

Menurutnya, studi ini mengkonfirmasi bahwa perangkat lunak berlisensi tidak hanya baik untuk perusahaan, tapi juga merupakan faktor pendorong yang penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

“Pemerintah, aparatur penegak hukum, dan industri di Indonesia harus mengambil setiap kesempatan untuk mendapatkan potensi keuntungan ini dengan menurunkan angka pembajakan dan mempromosikan penggunaan perangkat lunak berlisensi,” katanya.

Studi ini juga menemukan bahwa setiap penambahan 1 dolar investasi pada perangkat lunak berlisensi diperkirakan menghasilkan return on investment (ROI) atau laba atas investasi sebesar US$248 jika dibandingan dengan laba sebesar US$17 yang didapat dari perangkat lunak bajakan yang digunakan.

Temuan lainnya dari studi ini:
1.Peningkatan jumlah penggunaan perangkat lunak berlisensi di Asia-Pasifik sebesar 1 persen akan menambahkan US$ 18.7 miliar ke perekonomian regional, dibandingkan US$6 juta dari perangkat lunak bajakan; hal ini berarti terdapat selisih US$ 12.7 miliar.
2.Peningkatan penggunaan perangkat lunak berlisensi di dunia sebesar 1 persen diperkirakan akan menambahkan US$ 73 miliar ke perekonomian dunia, dibandingkan US$20 miliar dari perangkat lunak bajakan – terdapat selisih sebesar US$53 miliar.
3.Semua perekonomian yang termasuk di dalam studi ini membuktikan keuntungan ekonomi yang lebih besar dari perangkat lunak berlisensi dibandingkan perangkat lunak bajakan.
4.Dengan memperhitungkan basis dollar-for-dollar, laba atas investasi dari penggunaan perangkat lunak berlisensi paling besar dirasakan oleh negara ekonomi berkembang – tambahan PDB rata-rata sebesar US$437.

Tentu saja, perekonomian dengan semua tingkat pendapatan memperoleh manfaat: dari setiap dolar yang di investasikan pada perangkat lunak berlisensi menghasilkan laba rata-rata di atas investasi sejumlah US$117 terhadap negara dengan level perekonomian pendapatan tinggi, serta sejumlah US$140 bagi negara dengan level perekonomian pendapatan menengah.

“Studi-studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa nilai tambah dari layanan yang diberikan oleh perangkat lunak berlisensi membantu perusahaan untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktifitas. Laporan ini selangkah lebih jauh untuk mencari tahu dampak penggunaan perangkat lunak terhadap produksi nasional,” kata Senior Research Fellow dari INSEAD eLab Eduardo Rodriguez-Montemayor.

Menurutnya, jika pemerintah dan perusahaan ingin meraih kesempatan ekonomi yang dihasilkan oleh penggunaan perangkat lunak berlisensi harus mengambil langkah di area berikut:  Menetapkan hukum kekayaan intelektual yang kuat dan modern untuk melindungi perangkat lunak dan materi ber-hak-cipta lainnya di dalam komputer, perangkat bergerak, dan di dalam cloud.

Berikutnya, meningkatkan penegakkan hukum atas hak kekayaan intelektual dengan sumber daya yang terdedikasi.Meningkatkan kesadaran publik akan resiko pembajakan perangkat lunak.Terakhir, memimpin dengan cara memberikan contoh dan hanya menggunakan perangkat lunak berlisensi serta menjalankan program software asset management.(ss)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year