telkomsel halo

Uang Digital Lintas Operator, Bisa Apa?

11:48:05 | 19 May 2013
Uang Digital Lintas Operator, Bisa Apa?
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Pada pertengahan pekan lalu tiga operator besar di Indonesia mengumumkan kerjasama uang digital yang bisa digunakan di lintas jaringan. Ketiga operator itu adalah Telkomsel, Indosat, dan  XL Axiata Tbk.   

Ambisi yang dihembuskan oleh ketiganya lumayan besar yakni membidik sekitar 65 juta masyarakat Indonesia yang belum memiliki rekening di bank.Kalkulasi sederhananya, basis pelanggan ketiganya sekitar 230 juta pengguna.Telkomsel memiliki produk uang digital T-Cash, Indosat dengan Dompetku, dan XL Axiata dengan XL Tunai.

Jumlah pelanggan layanan T-Cash Telkomsel mencapai 12,6 juta pengguna, yang didukung 50 ribu cash point. Pengguna layanan Dompetku sekitar 300 ribu pelanggan. Sementara pengguna layanan XL Tunai mencapai 330 ribu pengguna dari 49,1 juta total pelanggannya, dengan dukungan 8.000 titik outlet.

Jika ketiganya digabungkan, ditambah dengan edukasi pasar maka diperkirakan 65 juta masyarakat yang unbankable menjadi bankable. Semudah itukah?

Minim
Simak realita yang diutarakan sendiri oleh ketiga operator. T-Cash yang memliki 12,6 juta pengguna hanya sebanyak 6% yang aktif menggunakan produk tersebut. Telkomsel adalah pionir di jasa ini bahkan dari sisi fitur bisa dikatakan paling lengkap mulai dari transaksi berbasis SMS atau RFID. Bahkan dari sisi mitra merchant juga paling banyak sesuai dengan bentangan BTS yang dimiliki hingga ke pelosok kecamatan.
 
Tetapi kenyataan berbicara lain, produk ini seperti etalase dari kemajuan teknologi tetapi tidak dimaksimalkan pengguna.

“Kita tidak mau menyerah dengan uang digital karena ini ada misi lain yakni mewujudkan less cash society. Sekarang  layanan cross platform ini masih bersifat uji coba, tapi dalam tiga bulan ke depan, layanan tersebut dapat digunakan secara penuh,” ungkap Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga.

Ditegaskannya,  operator seluler terus berperan aktif untuk mewujudkan percepatan keuangan inklusif bagi pasar non-bank, termasuk bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan memadukan kekuatan industri perbankan dan industri telekomunikasi melalui gagasan low cost banking.

Menurutnya,   selama ini layanan uang digital kurang massif perkembangannya karena  hanya mencakup pelanggan dengan operator yang sama dan edukasi untuk masyarakat kurang. "Kalau cross platform mungkin bisa berbeda. Sesuai dengan sifat dari uang yang digunakan untuk bertransaksi,” jelas Pria yang akrab disapa AJS itu.

Bagi AJS, jika uang digital cross platform ini berhasil dalam masa uji coba maka  diharapkan  ada sekitar sejuta pengguna baru dari produk T-Cash diakhir tahun ini.

Model Bisnis   
Chief Wholesale & Infrastructure Officer Indosat Fadzri Santosa menjelaskan, saat ini fokus dari ketiga operator adalah mengembangkan ekosistem. “Kita belum bicara model bisnis seperti revenue sharing atau fee ke merchant dan bank. Sekarang masih menggunakan sistem yang selama ini digunakan masing-masing operator,” jelasnya.

Presiden Direktur  XL Axiata  Hasnul Suhaimi menambahkan hal yang menjadi fokus sekarang adalah menurunkan biaya per SMS untuk layanan ini yang lumayan mahal.“Kalau Rp 2 ribu per transaksi rasanya orang enggan menggunakannya.Kita harus turunkan itu agar pengguna merasa jika memakai uang digital lebih mudah dan murah,” katanya.

Sementara Menteri Komunikasi dan Informatika  Tifatul Sembiring mengatakan untuk menjamin keamanan transaksi uang digital,  layanan ini akan diatur dengan Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2011 mengenai Transfer Dana .

"Kami akan awasi betul kepada penyedia jasa, terutama operator seluler dan perbankan setempat, supaya dapat menjamin keamanan pengguna layanan ini," kata Tifatul.

Tekan Churn
Secara terpisah, Praktisi Telematika Teguh Prasetya mengatakan uang digital bagi operator sekarang lebih untuk menahan pindah layanan (churn) belum menjadi sumber pendapatan.

“Kalau dilihat ini lebih kepada retensi pelanggan. Pasalnya, jika nomor ponsel sudah tercatat menggunakan uang digital, pelanggan enggan untuk pindah. Kalau sebagai pendapatan belum bisa diandalkan, operator malah keluar banyak untuk bayar fee merchant dan bank,” katanya.

Menurutnya, peluang operator di layanan uang digital akan besar jika konsep branchless banking telah berjalan mengingat memiliki luasnya Point Of Sales (POS).
 
“Operator kekuatannya di jaringan penjualan, hanya PT Pos Indonesia dan BRI yang bisa menyaingi. Nah, jika branchless banking aturannya menguntungkan operator, baru sektor perbankan akan melirik pemain di industri telekomunikasi lebih serius untuk mengembangkan uang digital,” ucapnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year