telkomsel halo

Adopsi BYOD di Indonesia Terhambat Kualitas Layanan Operator

10:26:43 | 07 May 2013
Adopsi BYOD di Indonesia Terhambat Kualitas Layanan Operator
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Para pekerja dan korporasi di Indonesia yang ingin mengadopsi tren Bring Your Own Devices (BYOD) diperkirakan akan terhambat kualitas layanan operator dalam implementasinya.

“Hasil survei yang kami lakukan belum lama ini terhadap  200 responden kalangan pekerja profesional  dengan rentang usia 20-57 tahun di Jabodetabek menunjukkan mayoritas siap mengadopsi BYOD. Tetapi dari survey itu terlihat kekhawatiran pengguna terhadap kualitas layanan operator jika tren itu diadopsi,” ungkap Pendiri Indonesian Cloud Forum (ICF) Teguh Prasetya di Jakarta, Selasa (7/5).

Diungkapkannya, dari survei terlihat sebanyak 34,9% responden mengaku belum puas dengan   kapasitas layanan internet milik operator, walaupun sekitar 63% menyatakan puas.

“Saya bilang kualitas layanan ini menjadi hambatan karena sebanyak 56,1% responden masih  berharap bisa mendapatkan kecepatan ideal yang stabil di kisaran 1-3 Mbps saat mengakses internet. Sedangkan 39% mendambakan speed internetnya bisa di atas 3 Mbps. Itu cerminan layanan yang disediakan operator untuk internet itu belum bisa menunjang BYOD,” tegasnya.

Kabar yang menggembirakan bagi operator adalah, dari survei terlihat   mayoritas (54,8%) pekerja profesional ini mengaku sudah puas dengan tarif telepon seluler di Indonesia yang berkisar Rp 90-Rp100 per detik.

Apalagi, mayoritas responden (52,3%) ini juga rela membayar Rp100 ribu-Rp300 ribu per bulan untuk berlangganan paket data seluler dengan harapan (47,7%) bisa mendapatkan kapasitas paket data lebih dari 5GB, meski 2GB-5GB (38,6%) dan 1GB-2GB (13,6%) tidak masalah.
Untuk kapasitas data sebesar itu, khususnya untuk paket data unlimited (81,8%), para responden bahkan rela merogoh kocek lebih dalam dengan kisaran Rp300 ribu-Rp500 ribu (20,5%) dan Rp500 ribu-Rp1juta (18,2%).

Sementara dari sisi aktivitas yang kebanyakan dilakukan oleh para responden saat mengakses internet lewat smartphone maupun tablet, antara lain browsing, chatting, email, download, social network, video streaming, blogging, dan internet radio.
 
Berbicara soal layanan nilai tambah alias value added services (VAS), mobile payment menjadi yang paling dibutuhkan (32,6%) oleh para pekerja profesional ini dibandingkan mobile banking (27,9%) dan games (18,6%). Fitur mobile banking juga paling dimanfaatkan demi urusan transaksi (52,4%), cek saldo (28,6%), dan transfer dana (19%).

Gelar Seminar
Diungkapkannya, untuk membahas lebih lanjut tren dari BYOD ini, ICF bekerjasama dengan IndoTelko menggelar seminar GRATIS di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, pada 16 Mei 2013.  

Sedangkan para pembicara adalah Keynote Speech Direktur e-Business Kemenkominfo Azhar Hasyim.

Panelis  antara lain : Direktur IT Solutions & Strategic Portfolio PT Telkom Tbk Indra Utoyo, Director/Chief Technology Content New Business Officer PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini, Director Strategic Business Development Intel Indonesia Harry K Nugraha, dan Presiden Direktur IBM Indonesia Suryo Suwignjo.

Detail acara:
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Mei 2013
Waktu : 09.00 – 13.00 WIB
Tempat : Ruang Kirana, Room 1 & 2 Hotel Kartika Chandra Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan
Pendaftaran: idcloudforum@gmail.com dan indotelko@gmail.com

“Tren BYOD  diproyeksi lebih cepat lagi dengan semakin meluasnya adopsi layanan cloud publik maupun private di Indonesia, sehingga sangat dibutuhkan pembahasan yang komprehensif bagi pelaku usaha guna mengantisipasi dalam penerapannya di lapangan. Kami mengharapkan kalangan professional mau mendatangi seminar yang menarik ini.Acaranya GRATIS,” katanya.(ak)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year