telkomsel halo

Telkom Masih Bernafsu Menjadi Pemain Global

12:48:39 | 18 Apr 2013
Telkom Masih Bernafsu Menjadi Pemain Global
Arief Yahya (DOK)
JAKARTA (IndoTelko)  – Kegagalan menembus babak final di tender seluler Myanmar ternyata tidak membuat manajemen  PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) patah arang.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menegaskan akan tetap melaju membidik 10 negara pada tahun ini sebagai sarana untuk masuk ke era persaingan yang borderless. Dalam penghargaan itu disebutkan Telkom sebagai  Indonesian Companies are increasingly strong in many foreign markets. Ini melecut kami untuk  terus melebarkan sayap ke penjuru dunia di industri  Telecommunication, Information, Media, Education, dan Services (TIMES),” tegas Direktur Utama Telkom Arief Yahya di Jakarta, Kamis (18/4).
 
Ditegaskannya, sepuluh negara masih dalam bidikan Telkom untuk mendaratkan sayap  ekspansinya. Kesepuluh negara itu adalah Timor Leste, Malaysia, Australia, HongKong, Singapura, Macau, Taiwan, Korea Selatan, Arab Saudi,  dan  Myanmar

Lima negara pertama telah berhasil dimasuki Telkom “Lima negara berikutnya sudah disiapkan dua strategi,”  ungkapnya.
 
Dibungkus dalam program International Expansian (InEx), dua strategi yang disiapkan adalah  business follows the people dan business follows the money.

“Untuk business follows the people, kita lihat di mana masyarakat Indonesia itu berada. Sedangkan business follows the money, kita lihat negara yang memiliki potensi pasar tinggi. Misalnya dari sisi  gross domestic product ,” ungkap Arif.

Strategi business follows the people telah diterapkan di  Hong Kong. Di negara itu Telkom menggelar produk Kartu As 2 in1 yang merupakan kartu SIM prabayar dimana 1 kartu terdiri dari 2 nomor, yakni  Hong Kong (+852) dan Indonesia (+62). Produk ini hasil kerjasama Telkom dengan Hong Kong CSL Limited.

Model kerjasama yang dikembangkan adalah Mobile Virtual Network Operator (MVNO) dimana dua operator menggelar operasi sebagai penyelenggara jasa layanan telekomunikasi bergerak seluler dan terbatas dalam bentuk layanan suara dan data.

Dalam menggelar layanan, penyelenggara MVNO bekerja sama dengan operator telekomunikasi yang memiliki izin alokasi spektrum frekuensi dan lisensi jaringan akses. Penyelenggara MVNO tidak memiliki izin spektrum frekuensi dan lisensi jaringan akses.

“Strategi ini jitu, sejak peluncuran kartu AS 2 in 1 di Hong Kong, hanya dalam waktu dua bulan, menggaet 24 ribu pelanggan. Ini sangat cepat untuk produk yang relatif baru. Target tahun ini sebanyak 100 ribu pelanggan,” ungkapnya.

Menurutnya, strategi business follows the people tepat dilakukan. Dimasa depan, strategi ini akan dilakukan juga di sejumlah negara seperti Malaysia, Arab Saudi, Macau, Taiwan, dan beberapa negera lain dengan karakteristik sejenis.

Sedangkan untuk  strategi kedua, business follows the money  diterapkan di Australia dan Timor Leste mengingat negara-negara  itu  memiliki dua dari syarat untuk strategi ini yakni gross domestic product tertinggi atau  potensi  pasar yang tinggi.

“Di Australia  kami tidak masuk dalam inti telekomunikasi, tapi dari di   services melalui business process outsourcing (BPO) yang peluangnya masih terbuka lebar. Hal itu juga diterapkan di Timor Leste dan Singapura,” jelasnya.
 
Diungkapkannya, tantangan terberat untuk ekspansi adalah masalah pengembangan sumber daya manusia (SDM). Guna mengatasi hal ini Telkom membentuk Telkom Corporate University (Telkom CorpU) sebagai Center of Excellence.  Selain itu, perseroan juga menyediakan  program global talent yang mampu menyediakan SDM bersertifikasi global guna mewujudkan bisnis-bisnis Telkom di dunia internasional.

“Kalau soal teknologi   kita tidak kalah dengan negara lain.Dengan layanan yang sama, Telkom mampu menyediakan teknologi dengan cost effectiveness lebih baik,” katanya.(ct)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year