telkomsel halo

Telkom Wajar Gagal di Tender Seluler Myanmar?

14:17:16 | 13 Apr 2013
Telkom Wajar Gagal di Tender Seluler Myanmar?
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Pemerintah Myanmar pada Kamis (11/4) lalu telah mengumumkan 12 peserta yang berhak lolos ke babak final untuk memperebutkan dua lisensi seluler di negerinya.

Kedua belas peserta itu adalah konsorsium Bharti Airtel,  Konsorsium Vodafone dan  China Mobile, Telenor, SingTel, Axiata, Konsorsium  MTN , Bermuda  Digicel, France Telecom, Qatar Telecommunications, Millicom International, Viettel Group, dan  KDDI Corporation.

Nama operator terbesar di Indonesia, Telkom, tak masuk dalam shortlist bidder. Padahal, dalam prakualifikasi, Telkom masuk diantara 23 peserta yang ikut seleksi.

Tentu ini mengejutkan, pasalnya jelang pengumuman shortlist bidder ini, dua Menteri Indonesia mengunjungi Myanmar. Kedua menteri itu adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan dan Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Dukungan dari pemerintah ini membuat Direktur Utama Telkom Arief Yahya pun optimistis. Tak tanggung-tanggung seperti sudah mengantongi satu lisensi, pria yang akrab disapa AY ini berani menyebut angka sekitar US$ 1 miliar atau setara Rp 9,7 triliun setiap tahunnya selama 2 tahun untuk mengembangkan jasa seluler di Myanmar.

Kenyataan berbicara lain, Telkom tersandung di persyaratan harus memiliki pengalaman pernah bermain dua tahun di pasar luar negeri dan mengelola satu juta pelanggan.

"Telkom saja baru beberapa bulan di Timor Leste, dan baru memiliki sekitar 35.000 pelanggan. Ini tentu tidak memenuhi syarat tender," ujar Dahlan.

Menurut Dahlan, kekalahan yang dialami Telkom lebih karena ketentuan yang memang cukup berat yang disyaratkan regulator Myanmar. Meski begitu Dahlan mengaku pasrah saja, Telkom tidak berhasil menjadi operator seluler di Myanmar

“Saya harap   Telkom  meningkatkan kemampuan dalam mengikuti tender di luar negeri agar tidak lagi mengalami kegagalan seperti ketika kalah tender lisensi seluler di Myanmar,” katanya.

Jika Dahlan mencoba untuk legawa, Hatta memberikan reaksi lumayan keras.  Bagi Hatta, kekalahan operator pelat merah itu tidak masuk akal karena Telkom  sudah punya jam terbang yang cukup tinggi menangani pelanggan yang jumlahnya mencapai 150 juta. "Ini kurang masuk akal kekalahan Telkom di Myanmar," ujarnya.  

Bahkan untuk masalah pengalaman bekerjasama dengan asing, menurut  Hatta, Telkom juga sudah menjalin kerja sama dengan asing. "Telkom sudah bekerjasama dengan perusahan luar negeri hampir 5%," tuturnya.

Pengaruh Temasek
Pengamat BUMN Muhammad Said Didu menilai Telkom harus menaikkan kemampuan bersaing di luar negeri karena selama ini banyak sekali tender yang diikuti selalu kalah.
 
“Saya melihat perlu juga dikaji pengaruh Temasek yang merupakan pemilik saham di Telkomsel. Semoga tidak menjadi pesaing langsung atau tidak Telkom kala tender di luar negeri. Kalau perlu ada lobi dari pemerintah agar SingTel melepas sahamnya,” katanya.

Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto P Santosa menduga dalam menyakinkan panitia lelang, Telkom mengajukan Telkomsel yang ada unsur SingTel-nya.

“Mungkin saja panitia menganggap yang bikin maju Telkomsel itu adalah karena ada SingTel. Padahal SingTel sendiri maju sebagai peserta. Ke depan harus dipikirkan ada Indonesia Incorporated untuk tender internasional seperti ini,” katanya

Sekadar diketahui, SingTel dalam menggarap proyek yang diperkirakan memiliki nilai sekitar Rp 19 triliun ini   menggandeng konglomerat bisnis Myanmar KBZ. Tak hanya itu, SingTel juga menyebar dua anak usaha untuk masuk di tender yakni Bharti Airtel dan Telenor.  

Bandingkan dengan Telkom yang memilih bermitra dengan operator setempat, Myanmar Telecom. Hal yang menggelitik dipertanyakan ke manajemen Telkom, kenapa tidak menggandeng SingTel layaknya di Telkomsel?

Terlepas kalah atau menang dalam tender hal yang biasa, tetapi mengevaluasi langkah yang telah diambil tentu juga merupakan hal yang wajar juga untuk menjawab rasa penasaran.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year