telkomsel halo

Smartphone Menjadi Pilihan untuk Berbelanja?

11:13:49 | 22 Mar 2013
Smartphone Menjadi Pilihan untuk Berbelanja?
Ilustrasi (DOK)
SINGAPURA (IndoTelko) – Smartphone mulai menjadi alat untuk berbelanja online (e-commerce) di sejumlah negara berkembang seperti  Indonesia, Thailand, dan China.

Dalam survei MasterCard Online Shopping yang dipublikasikan belum lama ini terungkap, pola berbelanja masyarakat Thailand dan Indonesia bergeser dari komputer PC ke smartphone. “Sebagian masyarakat di kedua negara itu memilih smartphone untuk berbelanja online,” ungkap rilis survei itu.

Survei dilakukan pada November dan Desember 2012 melibatkan  7,011 responden.
China menjadi negara teratas untuk online shoipping, diikuti Selandia Baru, Australia (85), Singapura,  dan Korea Selatan.

Indonesia menjadi negara yang paling banyak menggunakan smartphone untuk e-commerce. Terlihat dari 54,5% responden mengaku melakukan belanja melalui perangkat bergerak itu tiga bulan terakhir.

“Belanja online mulai mendapatkan kepercayaan dari pengguna terutama melalui ponsel. Tren ini akan berlanjut jika teknologi baru dating dan produk yang ditawarkan kian beragam,” kata Senior Vice President, Core Products, Global Products & Solutions, Asia/Pacific, Middle East and Africa, MasterCard Porush Singh.    

Selain itu, lanjutnya, masyarakat yang disurvei juga mulai menunjukkan ketertarikan dengan pola pembayaran berbasis Near field Communication (NFC), SMS/MMS, dan , uang digital.  

Sedangkan produk yang disukai masyarakat Asia adalah penawaran diskon, music digital, dan fesyen.  Di Indonesia, produk fesyen salah satu yang diminati dibeli secara online.

Mengejutkan
Hasil survei ini lumayan mengejutkan karena operator sendiri beranggapan mobile commerce masih banyak mengalami kendala.
 
Vice President Digital Services Technology, Content, and New Business XL Axiata Joedi Wisoeda mengungkapkan, masih ada beberapa kendala untuk mobile commerce di Indonesia terutama masalah  user interface atau tampilan muka pada handset pengguna, terutama di perangkat berbasis 2G dan 2,5G.

“Penetrasi smartphone di Indonesia memang tumbuh, tetapi belum besar penggunanya. Ini juga menjadi kendala. Terakhir, masalah infrastruktur jasa data yang belum luas,” katanya.

Berdasarkan riset Frost & Sullivan, pasar smartphone diperkirakan tumbuh dengan pertumbuhan rata-rata per tahun (CAGR) 16,1% dari 35,09 juta unit di 2010 menjadi 73,86 juta unit di 2015.

Lembaga ini juga mengestimasi layanan mobile commerce di Indonesia akan tumbuh dengan CAGR 9,43% dari 2010-2015. Nilai pasar  mobile commerce diperkirakan mencapai US$ 1,3 miliar di 2015 dan sebesar US$ 0,41 miliar di 2013.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year