telkomsel halo

Tender 3G

Lelang Usai, Tata Ulang Mengadang

10:47:43 | 04 Mar 2013
Lelang Usai, Tata Ulang Mengadang
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Lelang tambahan blok frekuensi 3G telah menghasilkan dua pemenang yakni Telkomsel dan XL.
Jika tak ada aral melintang, pada 5 Maret 2013 Menkominfo Tifatul Sembiring akan menetapkan kedua operator sebagai pemilik blok 11 dan 12 di frekuensi 2.1 GHz.

Telkomsel dan XL sepertinya akan langsung tancap gas memanfaatkan blok tambahan tersebut jika membaca pernyataan korporasi yang dikeluarkan usai nama pemenang diumumkan pekan lalu.

VP Corporate Communication XL Axiata Turina Farouk menyatakan  penambahan  blok 3G tersebut sangat penting dan dibutuhkan oleh oleh XL agar dapat meningkatkan kualitas layanan untuk pelanggan.

“Setelah tanggal 5 Maret 2013 ditetapkan akan langsung ditindaklanjuti karena  memang kebutuhan sudah mendesak,” kata Wanita yang akrab disapa TF ini kepada IndoTelko.

Direktur Teknologi, Content & New Business XL Axiata Dian Siswarini,  mengungkapkan, perseroan akan memanfaatkan tamabahn blok baru  untuk meningkatkan kapasitas layanan data dan kualitas layanan dari sisi kecepatan akses data.

XL dengan adanya tambahan frekuensi baru ini akan lebih berani menggelar  rich content  seperti video streaming dan televisi internet yang haus bandwidth.
Saat ini dari 45,8 juta pelanggan XL Axiata, 50% merupakan pengguna layanan data, tetapi hanya untuk keperluan akses ringan, seperti chatting dan media sosial.

Pada 2013, XL Axiata akan meningkatkan trafik data dari rata-rata 90 Terrabyte (TB) pada 2012. Selain itu, rata-rata kecepatan akses data akan ditingkatkan dari 512 kilo bit per second (Kbps) menjadi 1 Mbps. Akses data diharapkan meningkat, dari rata-rata 300 megabyte (MB) per pengguna per bulan.

Saat ini average revenue per user (ARPU) atau rata-rata pendapatan per penggguna layanan data XL lebih tinggi 25% dari ARPU rata-rata industri sebesar Rp 31 ribu per bulan.

Sekretaris Perusahaan Telkomsel  Asli Brahmana juga menyatakan   akan memanfaatkan blok  3G tambahan untuk memberikan layanan dengan kualitas terbaik, dan menyediakan jaringan yang sesuai dengan roadmap teknologi.  

“Telkomsel siap bertransformasi menuju babak teknologi terbaru dan mengantarkan Indonesia menuju perekonomian masyarakat berbasis pita lebar,” katanya.

Tata Ulang
Secara terpisah, Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) M. Ridwan Effendi  mengungkapkan, pemerintah akan segera melakukan penataan ulang blok frekuensi agar masing-masing pemilik bisa mendapatkan posisi bedampingan untuk memaksimalkan sumber daya alam terbatas itu.

“Segera sesudah penetapan pemenang, penataan ulang untuk semua pemilik blok 3G dilakukan,” katanya.
Menurutnya, operator bisa saja menggunakan langsung frekuensi tambahan itu setelah lulus Uji Laik Operasi (ULO). “Setelah pembayaran administrasi bisa saja langsung pakai. Tetapi kan mereka pasti berhitung bergantung skenario penataan seperti apa. Apalagi biaya kepindahan dan interferensi pemasangan filter itu ditanggung masing-masing operator,” katanya.
 
Menanggapi hal itu, Turina mendukung adanya penataan ulang agar setiap pemenang bsia mendapatkan blok frekuensi secara berdampinga.
“Kalau contiguous pasti akan lebih maksimal hasilnya terutama  untuk konsumen data. Sembari menunggu penataan ulang kita tetap gelar jaringan karena memang butuh,” katanya.

Untuk diketahui, jaringan 3G di spektrum frekuensi 2,1 GHz memiliki total rentang pita 60 MHz yang terbagi dalam 12 blok kanal.
Setiap blok memiliki rentang pita 5 MHz. Sebanyak 10 kanal telah dialokasikan untuk lima operator seluler, yakni Telkomsel di blok 4 dan 5, Indosat di blok 7 dan 8, XL di blok 9 dan 10, Axis di blok 2 dan 3, serta Hutchison CP Telecommunications (Tri) di blok 1 dan 6

Dari pelepasan dua blok tambahan pemerintah mendapatkan Penerimaan negara bukan pajak (PNBP)  mencapai Rp 1,16 triliun.

Sekadar catatan, masalah penataan ulang di frekuensi 3G bukanlah masalah mudah. Pada 2011 untuk menggeser Telkomsel dari blok yang ditempatinya guna memberikan Axis dan Tri posisi berdampingan tak terealisasi karena kuatnya resistensi dari penguasa seluler kala itu.

Akankah telenovela penataan ulang 2011 terulang? Kita tunggu saja babak selanjutnya.(id)
 

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year