telkomsel halo

Asa Tencent di Indonesia

15:02:43 | 01 Mar 2013
Asa Tencent di Indonesia
Ilustrasi (DOK)
JAKARTA (IndoTelko) – Indonesia bisa dikatakan sebagai mutiara yang tengah berkilau di pasar internet global.

Kemilau Indonesia yang memiliki populasi sekitar 240 juta jiwa dimana 70% diantaranya adalah berusia di bawah 40 tahun diyakini menjadi daya tarik bagi para technoprenuer global.

Apalagi, penetrasi internet di Indonesia masih dalam tahap bertumbuh yakni  pada 2014 diperkirakan baru mencapai 50% dari total populasi.

Alhasil, jangan kaget pemain global banyak yang masuk ke Indonesia. Sebut saja Facebook, Google, atau Yahoo.

Terbaru adalah masuknya pemain dari Korea Selatan yakni NHN Corporation dengan Instant Messaging Line. Perseroan memiliki target ada 10 juta pengguna dari Line setelah resmi masuk ke Indonesia. Per 18 Januari 2013, total penggunan aplikasi Line telah mencapai 100 juta pengguna di seluruh dunia, sejak diperkenalkan pada 2011.

Masih dari Korea Selatan, Kakao Corp juga masuk secara resmi ke Indonesia dengan   Kakao Talk. Instant Messenger ini digunakan  sebanyak 81 juta orang. Data terakhir bulan lalu di Indonesia sekitar 1 juta pengguna aplikasi ini.

Tak mau kalah dengan pesaingnya, raksasa Internet dari China, Tencent, juga mulai masuk ke Indonesia dengan menggandeng MNC Media. Untuk perkenalan pertama di pasar, Tencent membawa Instant Messenger andalannya, WeChat.

“Kami melihat pasar Indonesia menjanjikan. Karena itu kita serius mengembangkan bisnis di sini. Kita masuk ke Indonesia berbeda dengan pemain global lainnya. Kita selalu mengajak partner lokal bermitra untuk bisa mendapatkan know-how local content,” ungkap  President Tencent Holdings Limited Martin Lau.

Sesuai dengan strategi itu, maka digandenglah raksasa media lokal, PT Global Mediacom Tbk (BMTR) atau lebih dikenal dengan MNC Media yang dikomandoi miliarder Hary Tanoesoedibjo.

Perusahaan patungan yang dibuat diberi nama  PT MNC Tencent. Komposisi saham antara MNC Media dengan Tencent sama kuat, diselingi kepemilikan dari fasilitator Hillhouse Capital Management Ltd dari China.

“Kami menargetkan Indonesia akan menjadi pasar signifikan dengan kontribusi terbesar kedua di kawasan Asia. Investasi kami di Indonesia signifikan baik dari sisi keuangan, sumber daya manusia, maupun teknologi," kata Lau,

Strategi
Lau mengungkapkan, perseroan sudah memiliki strategi untuk menggarap pasar digital di Indonesia.

Pertama, membangun komunitas dengan mengenalkan aplikasi WeChat. Instant Messaging dipilih karena orang Indonesia sangat suka berkomunikasi melalui teks.

Saat ini pengguna WeChat di seluruh dunia mencapai 300 juta pengguna. Sementara di Indonesia penggunanya baru 90 ribu anggota sejak November 2012. Aplikasi ini menyediakan layanan komunikasi sosial bebas biaya yang tersedia untuk berbagai perangkat ponsel pintar. Kekuatan dari  aplikasi ini adalah menggabungkan  layanan seperti Blackberry Messenger (BBM), Facebook, dan Twitter.

Dari sisi teknologi WeChat diklaim paling maju, mudah dijalankan, fitur menarik, da nada unsur lokal.

Kedua, setelah komunitas terbentuk, perseroan mulai menawarkan iklan digital yang tak menganggu pengguna.  Ketiga, menawarkan online gaming dan entertainment. Keempat, bermain di e-commerce.

“Sekarang kita biarkan semua gratis dulu hingga komunitas terbentuk. Konsepnya freemium. Kami punya kekuatan di game online, tetapi nanti untuk Indonesia, akan tetap melibatkan lokal partner agar konten lokal bisa didapat,” katanya.
 
Ambisius
Chief Executive Officer MNC Group Hary Tanoesoedibjo memiliki target yang ambisius untuk pengguna WeChat.

“Kami menargetkan sebanyak 70% dari populasi pengguna mobile di Indonesia akan menjadi pengguna WeChat,” kata Hary.

Untuk diketahui,   pada 2012 pelanggan seluler di Indonesia mencapai 256 juta. Pada tahun ini, pengguna smartphone di Indonesia mencapai 160 juta, pengguna featurephone 125 juta, dan pengguna komputer tablet atau modem dongle 29 juta. Hal ini berarti WeChat membidik  170 juta pengguna.

Menurut Pria yang akrab disapa HT ini, kondisi Indonesia sama seperti China lima tahun lalu untuk bisnis internet. “Memang tak bisa diharapkan titik impas cepat. Tetapi semua ada prosesnya. Saya yakin dengan potensi Indonesia,” katanya.

Diungkapkannya, perseroan mau bekerjasama dengan tencent karena ini adalah salah satu pemain besar di bisnis Internet.         

“Tencent ini memang secara harafiah artinya kecil yakni 10 sen. Tetapi perusahaan ini adalah salah satu pemain non pemerintah di China yang memiliki kapitalisasi pasar mencapai US$ 60 miliar. Di pemain Teknologi Informasi (TI) dunia, perusahaan ini di nomor lima. Kami bangga bsia bekerjasama dengan Tencent,” tegasnya.(id)

Artikel Terkait
Rekomendasi
Berita Pilihan
IndoTelko Idul Fitri 2024
More Stories
Data Center Service Provider of the year