Ilustrasi (Dok)
JAKARTA (indotelko) - NIlai bisnis dari mobile broadband pada 2017 akan mencapai US$ 65 miliar atau setara Rp 631.067 triliun dengan trafik yang dihantarkaan mencapai 20 juta Terabytes.
Director Mobile Broadband Opportunities Susan Welsh de Grimaldo seperti dikutip Cellular-News belum lama ini mengatakan, dua hal yang menjadi pendorong pertumbuhan mobile broadband adalah pengembangan teknologi Long Term Evolution (LTE) dan pasar yang terus tumbuh di negara sedang berkembang seperti China dan India yang tengah mengembangkan jaringan 3G.
“LTE akan menjadi pilihan untuk koneksi modem, tertanam di PC, atau mobile hotspots,” katanya.
Director Wireless Operator Strategies Phil Kendall mengungkapkan, dampak dari kian mengguritanya tablets, smartphones dan WiFi tethering sangat terasa di negara sedang berkembang.
“Koneksi mobile broadband dengan modem flat atau menurun di Inggris, Spanyol, dan Portugal karena masalah tarif. Dalam lima tahun mendatang kita akan lihat pertumbuhan koneksi melalui Personal Computer dengan modem akan tumbuh seiring meluasnya jaringan 3G/4G dan penggunaan multi SIM. Jika dilihat dari 2011 ke 2012 pertumbuhannya mencapai 27%, sedangkan CAGR dari 2012 ke 2017 sekitar 20%," ungkapnya.(ct)