AI bisa menjadi ancaman keamanan siber di 2026

JAKARTA (IndoTelko) - Cloudflare memperingatkan pada 2026 kecerdasan buatan (AI) akan menjadi pengganda kekuatan serangan siber, sementara organisasi menghadapi risiko anggaran keamanan yang terbuang pada teknologi usang yang tidak efektif.

Menurut Vice President ASEAN Cloudflare Kenneth Lai, AI diprediksi akan mengubah cara kerja serangan siber secara fundamental pada 2026.

“Tahun lalu, AI berkontribusi pada aktivitas berbahaya dasar seperti rekayasa sosial, deepfake, dan business email compromise. Tahun depan, serangan AI nyata akan meningkat secara signifikan,” ujarnya.

Lai menjelaskan bahwa para pelaku ancaman akan menggunakan AI sebagai pengajar atau pelatih untuk melakukan reconnaissance dan pengumpulan informasi penting tentang target, yang memungkinkan pembangunan alat khusus untuk pemindaian dan eksploitasi.

“Sinergi antara pelaku dan AI ini akan memangkas waktu pembelajaran dan mendorong otomatisasi operasi siber berskala besar ke tingkat yang lebih tinggi,” katanya.

Selain itu, Lai menyoroti risiko lain bagi organisasi, yaitu pemborosan anggaran pada teknologi keamanan yang usang. Negosiasi pembaruan dengan vendor keamanan semakin mahal, sementara inflasi perangkat lunak mencapai titik tertinggi.

“Harga dan kenaikan tahunan tidak selalu menunjukkan nilai tambahan dari alat dan layanan vendor. CISOs harus fokus menghapus alat yang justru menimbulkan risiko, bukan menambah alat baru yang tidak relevan untuk menghadapi ancaman terkini,” tegasnya.

Prediksi ini menekankan perlunya organisasi meninjau kembali strategi keamanan siber mereka, memprioritaskan teknologi yang efektif, dan mempersiapkan diri menghadapi serangan AI yang semakin kompleks pada tahun mendatang.(wn)